Mohon tunggu...
Rudi Asman
Rudi Asman Mohon Tunggu... Musisi - Etnomusikolog

Alumni Mahasiswa Institut Seni Indonesia Jogja

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Seni Pertunjukan Musik Kontemporer Etnik Aceh

12 September 2019   22:03 Diperbarui: 12 September 2019   22:15 1043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karya-karya tersebut tercipta secara dinamis agar dapat di terima oleh masyarakat pendengarnya. Hingga saat ini, masih ada pecinta musik-musik terdahulu mendengarkan musik tersebut maka karya musik tersebut tidak lekang oleh masa dan menjadi identitas musik Aceh. 

Pertunjukan musik kontemporer di Aceh merupakan hal yang harus dipertanyakan dalam pelaksanaanya. 

Pelaksanaan pertunjukaan musik kontemporer di Aceh musik tersebut bagaikan lompatan quantum bagi pengkarya musik bagi saat ini. 

Hal tersebut, dapat menjadi suatu pertunjukan yang konyol dan pertanyaan yang besar bagi penonton karena permusikan Aceh masih banyak permasalahan yang belum dibahas menjadi suatu pertunjukan, baik dari segi etimologi, epistimologi, etika serta estetika. 

Orang Aceh mengenal musik dengan istilah lagu maka hal tersebut telah dapat menjadi suatu kesamaan dalam perbendaharaan definisi musik secara general. Seni pertunjukan musik dapat dilihat dari segi suka atau tidak suka (faktor historikal pendengar), enak atau tidak enak (yang mempengaruhi indrawi pendengar) dan secara intelektual (melodi, timbre atau tempo).

Musik atau lagu yang di kenal oleh masyarakat Aceh memiliki Fungsi dalam suatu pertunjukan pertunjukan. Fungsi primer serta sekunder. Dalam pertunjukan yang menjadi suatu sajian baru ini musik etnik Aceh yang dikemas dalam tehnik kontemporer menuju pertunjukan sekunder. 

Pertunjukan seni sekunder dapat menjadi permasalahan yang harus diatasi secara sistematis agar bukan sebagai fenomena saja serta kebebasan ekspresi dari pengkarya tanpa mempertimbangkan nilai-nilai kearifan lokal Aceh. 

Bentuk penyajian musik kontemporer dan musik etnik memiliki pehaman yang paradok (bertolak belakang) dalam suatu pertunjukan. Karya-karya musik Aceh dalam perjalanannya masih dalam tahap kreasi baru, belum sampai pada tahap pertunjukan musik eksperimental, apalagi sebagai bentuk perlawanan dalam tatanan masyarakat yang mapan. 

Pendengar musik di Aceh masih mendengarkan lirik yang dapat membangkitkan semangat gairah serta hal-hal yang responsif menjadi guyonan dalam suatu karya. 

Perkembangan musik di Aceh masih memerlukkan pelaku-pelaku musik yang mengarahkan perkembangan musik secara dinamis, jangan latah terhadap perkembangan genre musik yang dihadirkan dunia perindustrian musik dunia. 

Pendengaran instumen musik sebagai idiom menghantarkan pada suatu nilai ekstase masih memerlukan waktu bagi masyarakat Aceh, serta didukung dengan para ilmuan mendiskusikan serta mengarahkan pertunjukan musik kontemporer etnik di Aceh dapat menjadi suatu wacana dan cabang apresiasi yang memiliki nilai esensial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun