Mohon tunggu...
Rudias Man
Rudias Man Mohon Tunggu... Freelancer - Di Kompasiana, Aku Mencari Inspirasi

Life is only to fight

Selanjutnya

Tutup

Politik

Meluruskan "Ceramah Reklamasi" Habib Rizieq Sebelum Ada Korban

16 Desember 2016   15:28 Diperbarui: 16 Desember 2016   20:07 3554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peta reklamasi dan perusahaan yang mendapat izin untuk menggarap 17 pulau buatan tersebut (sumber : CNN Indonesia)

Beberapa hari ini, ceramah Habib Rizieq Shihab tentang reklamasi beredar di internet. Terlepas dari pribadi beliau sebagai seorang ulama (ahli agama), dalam pembahasannya soal reklamasi, banyak data-data tidak akurat yang disampaikan dan penulis merasa terpanggil untuk meluruskan. Informasi tersebut cenderung tendensius. Dan karena berangkat dari data yang salah, maka berpotensi menimbulkan kesalahpahaman di tengah-tengah masyarakat.

Jika materi atau konten ceramah reklamasi itu dijadikan sebagai senjata untuk memberondong pihak-pihak tertentu, maka berpotensi berurusan dengan hukum. Materinya bisa masuk ke kategori fitnah.

Sudah kita ketahui bersama, kondisi sosial politik Indonesia akhir-akhir ini kurang stabil. Banyak pihak yang sengaja melontarkan provokasi. Terlebih jika mendapat materi ceramah yang sejalan dengan emosinya seperti yang disampaikan oleh Habib Rizieq Shihab tersebut. Ia bisa digoreng dan bisa jadi menimbulkan huru hara.

Setelah menyimak berkali kali, berikut kutipan (poin-poin) ceramah reklamasi Ketua FPI tersebut dan sekaligus penulis sertakan bantahannya by data yang dapat kita temukan beredar bebas di internet.

HR (Habib Rizieq) : Ini proyek reklamasi pantai saudara, ini reklamasinya sudah berjalan duit triliunan dari investor China sudah masuk saudara.

Data : Dari 17 pulau, tiga pulau saat ini sudah melakukan reklamasi dengan pengurukan pasir. Yaitu Pulau C dan D milik PT. Kapuk Naga Indah anak usaha Agung Sedayu Group yang pemiliknya adalah orang Indonesia. Dan Pulau G oleh PT. Mara Wisesa Samudera anak usaha PT. Agung Podomoro Land Tbk yang pemiliknya juga adalah WNI.

Fakta 1 : Tidak benar bahwa investor China yang membiayai reklamasi.

HR : Mereka sudah buat gambar apartemen-apartemen di 17 pulau. Mereka sudah buat iklan, yaitu animasi itu iklan disiarkan di televisi di Beijing sehingga pengusaha-pengusaha China beli itu apartemen.

Data : Iklan berbahasa China yang beredar itu, bukan iklan apartemen, namun iklan Pulau G secara keseluruhan yang tak hanya berisi vsualisasi hunian, tapi juga menggambarkan pengembangan Pulau G secara utuh. Termasuk keberadaan kawasan komersil seperti China Town, kawasan rekreasi hingga ruang terbuka hijau.

Fakta 2 : Saat ini hanya pulau C dan D yang memiliki bangunan ruko, bukan 17 pulau seperti isi ceramah Habib Rizieq.

HR : Apartemennya belum dibangun, ngurugnya belum selesai saudara, unitnya sudah habis laku.

Data : Seperti disampaikan pada poin sebelumnya, bahwa TIDAK ADA APARTEMEN yang dijual di pulau-pulau reklamasi. Yang ada hanya bangunan ruko di pulau C dan D dan belum terjual. Marketing pun belum sampai pada tahap penjualan. Setidaknya,sampai saat ini publik cuma melihat iklan tanpa ada keterangan detail mengenai produk. Tidak mungkin terjual jika produk tidak dijelaskan di dalam iklan.

Fakta 3 : TIDAK ADA PENJUALAN APARTEMEN.

HR : Mangkanya kalau reklamasi itu distop, sebagaimana Ahok mengatakan, kita akan dituntut oleh luar negeri.

Data : Ahok tidak pernah mengatakan dituntut luar negeri. Tapi dituntut oleh pengembang melalui PTUN. Seperti ini kutipan ucapan Ahok pada Jumat (15/4/2016) seperti dikutp dari Kompas.com “Kita tidak bisa berhentikan, bisa di-PTUN (digugat) kita,” kata Ahok.

Fakta 4 : Tidak ada urusan luar negeri, apalagi negara lain dengan reklamasi Teluk Jakarta.

HR : Tapi disinilah dituntut keberanian Jokowi. Setop itu proyek reklamasi saudara ini Sembilan perusahaan naga, kompeni naganya Indonesia bangkrut. Bangkrut mereka harus kembalikan berapa triliun itu kepada investor-investor liar tadi.

Data : Pengembang 17 pulau reklamasi adalah : PT Kapuk Naga Indah, PT Jakarta Propertindo, PT Muara Wisesa Samudra, PT Taman Harapan Indah, PT Jaladri Kartika Eka Paksi, PT Pembangunan Jaya Ancol, PT Manggala Krida Yudha, PT Pelindo II dan Pemprov DKI Jakarta.

Adapun Sembilan Naga, tidak jelas siapa yang dimaksud. Apakah : Tommy Winata (Arta Graha), Sugianto Kusuma (Agung Sedayu Group), Yorrys T. Raweyai (Thung Hok Liong) Ketua Umum Pemuda Pancasila, Arief Prihatna, Edi Winata, Kwee Haryadi Kumala (A Sie), Arie Sigit, wan Cahyadi Karsa (Eng Tiong) Melalui PT Sumber Auto Graha (SAG), Johnny Kesuma Melalui PT Artha Graha Investama, Bukankah nama-nama tersebbut di atas tidak seluruhnya terlibat dalam reklamasi 17 pulau?

Fakta 5 : Tidak ada hubungan jelas Sembilan naga dengan proyek reklamasi 17 pulau.

HR : Dan catat baik-baik, seperti tadi saya katakan. Mereka memberikan dana. Perusahaannya harus perusahaan dari China. Materialnya material dari China, tenaganya tenaga dari China. Nah, sekarang mereka kirim nih material dari China, termasuk pipa-pipa besar untuk ditancap di pantai reklamasi pengurukan tanah. Begitu dibawa itu pipa-pipa besar, sampai di Tanjung Priuk, isinya narkoba. Fakta saudara, ini bukan konon katanya.

Data : Menurut keterangan Kepala BNN pipa yang digunakan sebagai kamuflase narkoba adalah untuk hydrolik pump, bukan tiang pancang. Pipa tersebut tidak ada hubungan dengan reklamasi, karena dokumen resmi pemasoknya ditujukan ke usaha mie telur di Rawa Bebek yang jadi modus mafia narkoba.

Fakta 6 : Benar ada pipa berisi narkoba yang ditangkap BNN, tapi sama sekali tidak ada hubungan dengan reklamasi.

Sanggahan penulis ini bukan berniat untuk menjatuhkan pribadi Habib Rizieq, namun meluruskan informasi yang beliau sampai dan terlanjur beredar dan tilen mentah-mentah sebagian orang. Fatal akibtnya jika informasi tersebut disalahgunakan sebagai alat provokasi. Bisa berujung pada kekacauan di tengah-tengah masyarakat. Kebencian pada Ahok, jangan sampai membutakan nalar dan  serampngan dalam menyampaikan informasi. 

STOP HOAX!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun