Smarthome atau rumah cerdas sudah lama menjadi perbincangan seiring makin majunya peradaban dan temuan di bidang teknologi. Konsep basic smarthome yang berkembang saat ini adalah mengintegrasikan peralatan rumah tangga sehingga bisa dikontrol dengan smartphone. Ini sebagai langkah awal saja, dan dipastikan akan berkembang.
Misalnya handle pintu menggunakan pemindai sidik jari atau retina, kulkas yang terkunci jika konsumsi kita sudah melebihi kebutuhan kalori harian atau lampu yang meredup hingga mati otomatis seiring semakin terangnya sinar matahari di dalam ruangan. Ketika bangun tidur, secangkir kopi hangat dan sandwich sudah terhidang otomatis karena telah dijadwalkan sebagai menu sarapan.
Imajinasi smarthhome tingkat advance seperti ini, bukanlah utopi. Sebagaimana dulu orang tidak pernah membayangkan memotret dengan smartphone hanya dengan melambaikan tangan atau mengucapkan “cheese”.
Berikut salah satu produk smarthome yang bisa memvisualisasi imajinasi tersebut.
Indonesia tidak ketinggalan dalam memanfaatkan teknologi rumah masa depan ini. Selain brand teknologi global seperti Samsung dan Intel, beberapa perusahaan nasional juga menciptakan aplikasi smarthome di rumah-rumah kita. Sebutlah misalnya IndiHome Telkom dan Indotorc. Biayanya masih cukup terjangkau, mulai dari 20 jutaan.
Selain perusahaan teknologi, yang paling berkepentingan dengan smarthome tentu saja adalah developer. Smarthome merupakan inovasi yang disajikan kepada konsumen untuk meningkatkan selling point.
Beberapa developer sudah mengembangkan hunian yang mengadopsi smarthome. Antara lain Agung Podomoro Land, Ciputra, Keppel Land dan Surya Agung Realty. Agung Podomoro Land bahkan telah mengaplikasikan smarthome ke tingkat apartemen, yaitu di Grand Madison Podomoro City.
Salah satu fitur dari smarthome ini sebagaimana dikutip dari Tribunnews adalah dimana pemilik dapat mematikan atau menyalakan lampu melalui ponsel walaupun sedang berada di luar negeri.
Grand Madison sendiri berada di dalam Superblock Podomoro City dengan ketinggian 41 lantai dan total hunian 332 unit. Konsep smarhome yang baru, membuat Grand Madison diminati. Meski pembangunan baru 20%, namun penjualan sudah mencapai 50%.
Bukan tidak mungkin, jejak sukses Agung Podomoro mengembangkan apartemen yang mengadopsi smarthome, juga diadopsi oleh developer lain. Artinya, kedepan konsep smarthome semakin menggurita dan menjadi hal biasa.
Di sisi lain, ini juga semakin merangsang para developer aplikasi dan pabrikan peralatan rumah tangga untuk menjawab kebutuhan smarthome. Rantai ekonomi dan bisnis, pun tercipta dari inovasi hunian masa depan ini.
Kehadiran smarthome bukan tanpa konsekuensi. Smarthome memang membuat aktivitas jadi praktis, cukup pencet handphone segalanya jadi mudah. Hal ini berakibat pada menurunnya aktivitas fisik.
Ancaman obesitas, kemampuan jantung melemah, pengeroposan tulang dan gangguan psikologis adalah implikasi yang mungkin terjadi seiring perkembangan smarthome. Karena itu, yang juga penting untuk mengimbangi berbagai pencapaian manusia di bidang teknologi adalah perubahan perilaku. Menyesuaikan diri agar teknologi bukan malah jadi sumber masalah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H