Ia pun berjalan-jalan ke taman sekitaran komplek, dan saat duduk merenung, ia melihat anak kecil yang sedang memantulkan-mantulkan bola, lalu ia mendapatkan ide bagaimana kalau konsep yang sama dipakai untuk melindungi mesin pada jam buatannya.
Nah, dari situlah Ibe mendapatkan ide sampai ke 200 prototype yang ia gunakan untuk bereksperimen dan akhirnya membuat desain hollow case berikut bantalan pengaman sebagai pelindung untuk mesin jam G-Shock.
Dan Akhirnya Ibe pun berhasil membuat jam tangan G-Shock pertamanya, kemudian mencoba memasarkannya di Amerika dengan tambahan iklan televisi, dan mendapatkan penggemar di Amerika.
Kenapa ga dipasarkan di Jepang?
Karena pada era 80-an, di Jepang marak tren jam tangan dengan desain tipis dan ringan. Karena G-Shock  melawan arus tren pada saat itu yang mengedepankan ketangguhan hingga akhirnya pada awal kemunculannya, G-Shock digemari oleh kaum muda para pengguna motorcross, BMX dan berbagai peminat olahraga ekstrim lainnya.
Kikou Ibe pun mempunyai prinsip dan mengatakan pada kita saat acara berlangsung bahwa kita semua jangan pernah menyerah dengan setiap masalah yang ada
"Never, Never, Never Give Up" kata ibe
"Satu hal yang ingin saya sampaikan kepada anak muda indonesia, tantangan dan kesulitan akan selalu ada," tambah Kikuo.
"Ketika terhalang sebuah tembok besar, lihatlah ke pergelangan tangan kalian. Saya harap G-SHOCK bisa memberi kalian semangat untuk siap menghadapi segala bentuk tantangan dan pantang menyerah sampai kapanpun," tutup Kikuo Ibe dengan semangat.
Itulah Kikuo Ibe, pria yang sudah tak muda lagi namun dengan semangat pantang menyerahnya, ia telah mengembangkan lebih dari 3.200 model dan warna G-Shock. Jumlah itu sepertinya masih akan terus bertambah, seiring dengan janji dan semangat Ibe untuk tak berhenti berinovasi.
Selanjutnya Kikuo Ibe akan mengunjungi tiga kota lainnya di Indonesia dengan memberikan pesan semangatnya agar muda mudi Indonesia tidak mudah menyerah dalam meraih mimpi.