Mohon tunggu...
Masrudi Ahmad Sukaepa
Masrudi Ahmad Sukaepa Mohon Tunggu... -

Lahir 120875, dari rahim Ibu tercinta Singara (dalam bahasa bugis artinya; pagi-pagi)dan Ayah yang bijak Ahmad Sukaepa, seorang petani, berdiam di sebuah kabupaten ujung sulsel berbatasan sulbar. Alhamdulillah... telah dikarunai; Akbar,Ainun,Angga si buah hati dari istri tercinta Andi Naimmi masrurah. Menjelajah dibelantara kata-kata adalah petualangan untuk mengasah pisau analisis, struktur berpikir, daya kritik dan inspirasi...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pelacur masuk surga...

10 Januari 2010   05:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:32 1685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang perempuan yang selama hidupnya lebih banyak mengahbiskan waktu untuk berbuat kemaksiatan alias menjadi pelacur, andai amal buruk dan kebaikan bisa kita timbang maka, dosa perempuan itu jauh lebih berat dibanding dengan amal yang pernah diperbuatnya. tapi kenapa bisa masuk surga?,,,

Suatu ketika sepulang dari melacur, perempuan itu melihat anjing sedang kehausan dipinggir sumur, mau minum tetapi anjing itu tidak bisa menjangkau air dalam sumur. tiba-tiba perempuan pelacur itu menghampiri dan menimbah air buat minum anjing tersebut. singkat cerita, perempuan si pelacur meninggal, entah apa sebabnya.

Sahabat yang menyaksikan datang kepada Nabi Muhammad SAW. menyampaikan dan menceritakan perihal kejadian itu. setelah mendengar kisahnya, Nabi mengatakan; Sesungguhnnya Perempuan itu penghuni surga. Sahabat beliau heran dan bertanya, ya Rasulullah, kenapa perempuan yang hidupnya berbuat maksiat bisa masuk surga?,, karena dia mengakhiri hayatnya dengan kebaikan (khusnul Khaatimah), jawab Rasulullah.

Dari kisah itu dapat kita petik hikmah bahwa, tak seorangpun dapa mengetahui kapan ajal akan menjemput, kapan hidup kita berakhir dan pergi menghadap Sang Khalik. karena itu hendaklah hidup ini maknai sebuah perjuangan, cinta kasih dan sayang kepada siapapun dan terhadap apapun serta ketulusan hati sebagaimana ketulusan seorang pelacur yang mengakhiri hidupnya memberi minum pada anjing (binatang) yang sedang kehausan.

Kisah itu bukan berarti bahwa, manusia tidak perlu beribadah, melakukan ritual untuk menyembah Sang Khalik, tetapi itu hanya sebagian kecian kecil dari pemurahnya DIA mengampuni hambanya yang tulus ikhklas. itu merupakan satu sisi dari pengejawantahan Islam Rahmata Lil 'Alamin. Islam Rahmat seluruh alam, melindungi, mengayomi, mencintai, mengasihi dan menyangi siapa dan apa saja yang ada di alam semesta.

Mohon maaf bila kisah diatas tidak persis dengan kisah sebenarnya. sangat singkat tetapi mudah-mudahan ada hikmah bisa dipetik di dalamnya. Salam Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun