Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Menulis apa saja yang mungkin dan bisa untuk ditulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kiat Melatih Anak Berpikir Konseptual

3 Februari 2025   10:53 Diperbarui: 3 Februari 2025   11:04 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (Rumah Sosiologi)

Bertanya adalah inti dari berpikir kritis. Ketika anak-anak didorong untuk mengajukan pertanyaan, mereka mulai menantang asumsi yang ada dan mencari pemahaman yang lebih dalam tentang dunia sekitar mereka. Mengajukan pertanyaan membantu mereka menghubungkan ide-ide, menyelidiki konsep lebih jauh, dan mengasah keterampilan analitis yang penting dalam berpikir konseptual.

Selain itu, memberi kebebasan untuk mengeksplorasi ide-ide sendiri memberi anak kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengembangkan rasa tanggung jawab terhadap pembelajaran mereka. Mereka belajar bahwa mereka dapat mengandalkan kemampuan berpikir mereka sendiri untuk menemukan jawaban dan solusi, bukan hanya mengandalkan informasi yang diberikan oleh orang lain.

Contoh Praktis dalam Mendorong Anak Bertanya dan Menjelajahi

  1. Mengenai Sains:Anak-anak sering kali tertarik untuk memahami bagaimana dunia bekerja, tetapi seringkali belum tahu pertanyaan yang tepat untuk mengajukan. Untuk mengatasi hal ini, sebagai pengajar atau orang tua, Anda bisa memulai dengan mendorong anak-anak untuk berpikir lebih jauh tentang fenomena sehari-hari.

    Contoh:Jika anak sedang belajar tentang air, Anda bisa bertanya, "Kenapa ya, kalau kita masak air, air itu bisa mendidih?" atau "Kenapa air bisa berubah jadi uap?" Setelah anak memberikan jawabannya, dorong mereka untuk berpikir lebih dalam atau ajukan pertanyaan lain yang lebih kompleks, seperti "Apa yang terjadi dengan molekul air ketika mendidih?" atau "Bagaimana uap bisa kembali menjadi air?"

    Pendekatan Konseptual:Dengan bertanya, anak-anak mulai memahami konsep tentang perubahan wujud, suhu, dan proses fisik lainnya. Mereka juga belajar bahwa sains bukan hanya tentang mengetahui fakta, tetapi tentang memahami proses dan hubungan antar fenomena.

  2. Mengenai Matematika:Di dunia matematika, banyak konsep yang bisa tampak abstrak dan sulit dipahami tanpa penjelasan yang memadai. Namun, jika anak-anak diberi kesempatan untuk bertanya dan mencari tahu lebih jauh, mereka dapat menemukan cara mereka sendiri dalam menyelesaikan masalah.

    Contoh:Jika anak sedang mempelajari penjumlahan atau perkalian, Anda bisa mengajukan pertanyaan seperti, "Jika kita memiliki 4 apel, dan seseorang memberi kita 2 apel lagi, berapa banyak apel yang kita punya sekarang?" Tanyakan, "Bagaimana cara kita menghitungnya? Apakah kita bisa menggunakan metode yang berbeda untuk menemukan jawabannya?"

    Pendekatan Konseptual:Melalui pertanyaan ini, anak-anak tidak hanya belajar cara menjumlahkan angka, tetapi juga belajar tentang konsep dasar operasi matematika dan bagaimana konsep-konsep tersebut dapat diterapkan dalam situasi sehari-hari. Mereka memahami bahwa matematika adalah alat untuk memecahkan masalah konkret.

  3. Mengenai Sosial dan Etika:Ketika membicarakan nilai-nilai sosial atau masalah etika, anak-anak sering kali merasa bingung tentang apa yang benar dan salah. Oleh karena itu, memberikan mereka kesempatan untuk mengajukan pertanyaan tentang situasi sosial yang mereka alami dapat membantu mereka mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana cara berpikir etis.

    Contoh:Dalam situasi di mana anak-anak melihat teman yang diperlakukan tidak adil, Anda bisa bertanya, "Apa yang menurut kamu harus dilakukan jika kita melihat seseorang diperlakukan dengan tidak adil?" atau "Kenapa menurutmu kita harus membantu orang lain yang membutuhkan?"

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    7. 7
    8. 8
    9. 9
    10. 10
    11. 11
    12. 12
    13. 13
    14. 14
    15. 15
    16. 16
    17. 17
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun