1. Logos dalam Filsafat: Prinsip Rasional yang Statis
Dalam filsafat Yunani, Logos adalah prinsip rasional yang mengatur dunia, tetapi tetap bersifat abstrak dan tidak berpribadi:
- Heraclitus melihatnya sebagai hukum yang menjaga keteraturan perubahan.
- Stoikisme memahami Logos sebagai akal universal yang menembus segala sesuatu.
- Filon menyebutnya sebagai perantara antara Tuhan dan dunia, tetapi tetap bukan pribadi yang hidup.
Dalam semua konsep ini, Logos adalah sesuatu yang dipahami, bukan sesuatu yang dapat berelasi dengan manusia secara langsung.
2. Perubahan Paradigma: Logos Menjadi Firman yang Hidup dalam Kristus
Dalam Injil Yohanes 1:1, terjadi perubahan radikal dalam konsep Logos:
"Pada mulanya adalah Firman (Logos), dan Firman itu bersama-sama dengan Allah, dan Firman itu adalah Allah."
Dan dalam Yohanes 1:14:
"Firman (Logos) itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita."
Dengan kata lain, Logos bukan lagi prinsip rasional abstrak, tetapi telah menjadi pribadi yang hidup dalam diri Yesus Kristus. Inilah yang membedakan konsep Logos dalam Kekristenan dengan filsafat Yunani.
3. Mengapa Kristus Disebut "Firman yang Hidup"?
Kristus disebut "Firman yang Hidup" karena dalam diri-Nya, Logos bukan sekadar konsep intelektual, tetapi aktif dalam sejarah manusia. Ada beberapa alasan utama:
a. Kristus sebagai Sumber Kehidupan
Dalam Yohanes 1:4 disebutkan:
"Dalam Dia ada hidup, dan hidup itu adalah terang manusia."