Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Menulis apa saja yang mungkin dan bisa untuk ditulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memahami Kristus Sebagai Logos : Perspektif Filosofis dan Teologis

1 Februari 2025   23:32 Diperbarui: 1 Februari 2025   23:32 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Logos dalam Filsafat: Prinsip Rasional yang Statis

Dalam filsafat Yunani, Logos adalah prinsip rasional yang mengatur dunia, tetapi tetap bersifat abstrak dan tidak berpribadi:

  • Heraclitus melihatnya sebagai hukum yang menjaga keteraturan perubahan.
  • Stoikisme memahami Logos sebagai akal universal yang menembus segala sesuatu.
  • Filon menyebutnya sebagai perantara antara Tuhan dan dunia, tetapi tetap bukan pribadi yang hidup.

Dalam semua konsep ini, Logos adalah sesuatu yang dipahami, bukan sesuatu yang dapat berelasi dengan manusia secara langsung.

2. Perubahan Paradigma: Logos Menjadi Firman yang Hidup dalam Kristus

Dalam Injil Yohanes 1:1, terjadi perubahan radikal dalam konsep Logos:
"Pada mulanya adalah Firman (Logos), dan Firman itu bersama-sama dengan Allah, dan Firman itu adalah Allah."

Dan dalam Yohanes 1:14:
"Firman (Logos) itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita."

Dengan kata lain, Logos bukan lagi prinsip rasional abstrak, tetapi telah menjadi pribadi yang hidup dalam diri Yesus Kristus. Inilah yang membedakan konsep Logos dalam Kekristenan dengan filsafat Yunani.

3. Mengapa Kristus Disebut "Firman yang Hidup"?

Kristus disebut "Firman yang Hidup" karena dalam diri-Nya, Logos bukan sekadar konsep intelektual, tetapi aktif dalam sejarah manusia. Ada beberapa alasan utama:

a. Kristus sebagai Sumber Kehidupan

Dalam Yohanes 1:4 disebutkan:
"Dalam Dia ada hidup, dan hidup itu adalah terang manusia."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun