Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bayangan Biru

24 Januari 2025   12:29 Diperbarui: 24 Januari 2025   12:29 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika ada akhir dari segala cerita,
Jika ada terang setelah gulita,
Maka semua bayangan, biarlah berlalu.
Kepedihan ini perlahan terkikis,
Bayangan biru mulai tertindih,
Namun kisahnya tetap membekas.

Kupandangi pagi yang mulai membiru,
Di ufuk timur, mentari perlahan maju,
Namun bayangan kemarin, biarlah berlalu.
Burung-burung berkicau di ranting tua,
Bayangan biru masih saja ada,
Mengisi ruang hati tanpa suara.

Langkah kakiku mencoba melaju,
Namun jejaknya tetap terikat waktu,
Kenangan pahit, biarlah berlalu.
Rintik hujan menghapus jejak di pasir,
Bayangan biru terus mengalir,
Mengisi jiwa yang hampa dan getir.

Malam kembali dengan dingin yang sama,
Aku termenung di balik jendela lama,
Tapi perih ini, biarlah berlalu.
Bulan purnama memancarkan sinarnya,
Bayangan biru menari di dalam cahaya,
Memanggil luka yang terus ada.

Hati kecilku terus mencoba bertanya,
Mengapa bayangan itu tak pernah sirna,
Namun jawabannya, biarlah berlalu.
Di hamparan langit yang penuh duka,
Bayangan biru tetap berkelana,
Menghidupkan ingatan yang tak tersisa.

Ada perih yang sulit untuk disembunyikan,
Ada cinta yang tak lagi bisa dipertahankan,
Namun semua kenangan, biarlah berlalu.
Angin dingin membelai wajah yang letih,
Bayangan biru tetap berdiri gigih,
Memenuhi hati yang kian pedih.

Di ujung malam ketika semua sunyi,
Aku masih berdiri memeluk sepi,
Namun kesendirian ini, biarlah berlalu.
Dalam gelap, kutemukan sebuah bisikan,
Bayangan biru masih jadi ingatan,
Tapi kini kuterima tanpa pertentangan.

Hari-hari akan terus melaju,
Waktu menyembuhkan hati yang beku,
Dan kenangan lama, biarlah berlalu.
Di balik senyum pagi yang menghangat,
Bayangan biru mulai memudar pelan,
Hanya tersisa cerita yang mengajarkan.

Kini aku berdamai dengan gelap,
Menerima luka yang dulu meresap,
Karena semua luka, biarlah berlalu.
Cahaya baru mulai menyapa jiwa,
Bayangan biru hilang bersama asa,
Meninggalkan pelajaran yang berarti nyata.

Biru tak lagi berarti kesedihan,
Ia menjadi warna untuk pengharapan,
Dan yang kelam, biarlah berlalu.
Angin pagi membawa embun segar,
Bayangan biru sirna tanpa sadar,
Mengukir awal baru yang tak lagi gentar.

Kini aku melangkah tanpa ragu,
Meninggalkan kisah yang pernah pilu,
Dan semua kenangan, biarlah berlalu.
Di ufuk timur mentari bersinar terang,
Bayangan biru tak lagi jadi bayang,
Hanya cerita yang menguatkan langkahku sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun