Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Invisible Hand : Konsep Ekonomi Adam Smith Pilar Utama Kapitalisme

19 Januari 2025   23:54 Diperbarui: 19 Januari 2025   23:54 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (CoinMarketCap)

Pendahuluan 

Dalam dunia ekonomi, ada satu nama yang selalu menjadi rujukan utama ketika membahas pasar bebas dan mekanisme alokasi sumber daya: Adam Smith. Sebagai bapak ekonomi modern, pemikiran Smith yang dituangkan dalam karya legendarisnya, The Wealth of Nations (1776), tidak hanya menjadi dasar pemikiran kapitalisme, tetapi juga membawa revolusi dalam cara manusia memahami dinamika ekonomi. Di antara gagasannya yang paling terkenal, konsep invisible hand atau "tangan tak terlihat" menjadi salah satu yang paling banyak dibicarakan, dikagumi, sekaligus diperdebatkan. Konsep ini menggambarkan bagaimana individu yang mengejar kepentingan pribadi mereka tanpa sadar berkontribusi pada kemakmuran masyarakat secara keseluruhan, melalui mekanisme pasar yang bekerja seolah-olah diarahkan oleh "tangan tak terlihat."

Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan invisible hand? Mengapa konsep ini begitu revolusioner pada masanya, dan mengapa ia tetap relevan hingga kini? Untuk memahami konsep ini secara mendalam, kita perlu membongkar ide-ide dasar yang melandasinya, melihat bagaimana ia bekerja dalam praktik, serta menilai sejauh mana ia dapat bertahan di tengah perubahan zaman.

Adam Smith hidup di era yang dikenal sebagai Pencerahan Skotlandia (Scottish Enlightenment), sebuah periode di mana pemikiran rasional, ilmu pengetahuan, dan humanisme berkembang pesat. Di tengah revolusi intelektual ini, Smith menyaksikan perubahan besar dalam ekonomi Eropa, terutama akibat munculnya kapitalisme dan perdagangan global. Dalam konteks inilah, ia merumuskan gagasannya tentang bagaimana ekonomi dapat berkembang tanpa perlu kontrol yang ketat dari pemerintah. Di mata Smith, pasar memiliki kemampuan alami untuk mengatur dirinya sendiri, selama individu diberi kebebasan untuk bertindak sesuai kepentingan pribadi mereka.

Smith memulai dengan asumsi dasar bahwa manusia adalah makhluk yang rasional dan cenderung berorientasi pada kepentingan pribadi. Dalam pandangan ini, setiap individu secara alami akan berusaha memaksimalkan manfaat pribadi mereka, baik itu berupa keuntungan finansial, kesejahteraan, atau kepuasan lainnya. Namun, yang membuat pandangan Smith unik adalah observasinya bahwa kepentingan pribadi ini, meskipun tampaknya egois, sering kali menghasilkan dampak positif bagi masyarakat. Inilah esensi dari invisible hand: bahwa tindakan individu yang diarahkan oleh kepentingan pribadi dapat, secara tidak sengaja, menciptakan kemakmuran kolektif.

Misalnya, seorang pedagang yang menjual barang tidak melakukannya karena belas kasihan kepada konsumen, tetapi karena ia ingin memperoleh keuntungan. Namun, untuk mencapai tujuan tersebut, ia harus memastikan bahwa barang yang dijual berkualitas dan harganya terjangkau. Jika tidak, konsumen akan beralih ke pedagang lain. Dengan demikian, persaingan di pasar memaksa setiap individu untuk memberikan nilai terbaik, yang pada akhirnya menguntungkan masyarakat luas. Smith merangkum pandangan ini dengan kalimat yang kini menjadi kutipan terkenal:

"Bukan dari kemurahan hati tukang daging, tukang bir, atau tukang roti kita mengharapkan makan malam kita, tetapi dari perhatian mereka terhadap kepentingan mereka sendiri."

Pada masanya, gagasan ini merupakan pandangan yang revolusioner. Sebelumnya, banyak ekonom dan pemikir politik percaya bahwa pemerintah harus memainkan peran dominan dalam mengatur ekonomi. Sistem ekonomi di Eropa abad ke-17 dan 18 masih sangat dipengaruhi oleh merkantilisme, di mana negara berusaha mengontrol perdagangan, membatasi impor, dan mendorong ekspor untuk mengakumulasi kekayaan nasional. Dalam sistem ini, peran individu dianggap sekunder dibandingkan dengan peran negara.

Smith menentang pandangan ini dengan menunjukkan bahwa pasar yang bebas, di mana individu diberi kebebasan untuk mengejar kepentingan pribadi mereka, sebenarnya lebih efektif dalam menciptakan kemakmuran. Ia berpendapat bahwa pemerintah seharusnya tidak campur tangan terlalu banyak dalam urusan ekonomi, kecuali dalam beberapa hal tertentu seperti menyediakan infrastruktur publik atau menjaga keamanan. Menurutnya, kebebasan individu adalah kunci untuk mendorong inovasi, efisiensi, dan pertumbuhan ekonomi.

Namun, konsep invisible hand tidak hanya relevan pada zamannya, tetapi juga terus menjadi dasar bagi sistem ekonomi modern. Dalam dunia kapitalisme global saat ini, banyak negara mengadopsi prinsip pasar bebas yang berakar pada pemikiran Smith. Di Amerika Serikat, misalnya, prinsip ini menjadi landasan bagi kebijakan ekonomi yang mendorong kompetisi, inovasi, dan perdagangan bebas. Di sisi lain, beberapa negara berkembang menggunakan pendekatan serupa untuk membuka pasar mereka kepada investasi asing dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Meski demikian, konsep invisible hand bukan tanpa kritik. Dalam praktiknya, pasar bebas sering kali tidak bekerja seideal yang dibayangkan Smith. Ada banyak kasus di mana individu atau perusahaan yang mengejar kepentingan pribadi mereka justru merugikan masyarakat, seperti dalam kasus monopoli, kerusakan lingkungan, atau eksploitasi tenaga kerja. Hal ini menimbulkan pertanyaan penting: apakah konsep invisible hand masih relevan di era modern yang penuh dengan kompleksitas dan tantangan baru?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun