Telah kucoba memeluk mimpi yang terhempas,
Langkahku tertatih di jalan penuh cadas.
Walau bayangan semangat menyinari,
Gelap ragu masih menyelubungi hati.
Maaf, Aku gagal lagi, mengecewakan harapan,
Seperti pelangi yang menghilang di ujung awan.
Telah kucoba menyulam asa di malam kelam,
Namun benang harapan terurai, hilang tenggelam.
Walau kugenggam erat tekad yang berkobar,
Angin keraguan memadamkannya tanpa sadar.
Maaf, Aku gagal lagi, melukai diriku sendiri,
Bagai layang-layang terputus, jatuh tanpa arti.
Telah kucoba berdiri meski kaki gemetar,
Mengusir takut yang menyeretku ke lembah samar.
Walau kupanjatkan doa pada bintang malam,
Hening jawabannya, aku terpuruk diam.
Maaf, Aku gagal lagi, mencederai impian,
Meninggalkan serpihan mimpi di sepanjang jalan.
Telah kucoba memahami makna kesalahan,
Namun hatiku karam di lautan penyesalan.
Walau kubangun benteng di jiwa yang retak,
Deras hujan meluruhkannya hingga remuk dan pecah.
Maaf, Aku gagal lagi, mencari pijakan pasti,
Tenggelam dalam arus yang menghanyutkan diri.
Telah kucoba melawan gelombang takdir,
Namun perahuku rapuh, mudah terbawa mengalir.
Walau kuterangi jalan dengan lentera kecil,
Angin badai memadamkannya, membuatku terpencil.
Maaf, Aku gagal lagi, mengejar garis akhir,
Terhenti di tengah jalan, hilang arah sendiri.
Telah kucoba mencintai diriku apa adanya,
Namun luka lama terus menggores asa.
Walau kuterima masa lalu dengan pasrah,
Bayangan kelam itu masih sering menyapa.
Maaf, Aku gagal lagi, memaafkan jiwa sendiri,
Hanya tangis sepi menemani malam yang sunyi.
Telah kucoba menggapai mentari pagi,
Namun jarak terasa jauh, tak terjangkau jemari.
Walau kupasang sayap angan yang rapuh,
Ketinggian harapan menjatuhkanku kembali runtuh.
Maaf, Aku gagal lagi, mencapai puncak itu,
Hanya melihat dari jauh, dalam rasa pilu.
Telah kucoba berdamai dengan waktu,
Namun kenangan pahit terus menjerat aku.
Walau kukunci hati untuk tidak menyesali,
Tapi kuncinya hilang, aku terkurung sendiri.
Maaf, Aku gagal lagi, membebaskan diriku,
Terlilit dalam rantai yang terus merenggut tenangku.
Telah kucoba menjahit mimpi yang sobek,
Namun jarumku patah, benangku tercekik.
Walau kutunggu fajar memberi terang,
Malam tetap bertahan, enggan menghilang.
Maaf, Aku gagal lagi, menjemput cahaya,
Masih terkurung dalam gelap penuh duka.
Telah kucoba menjadi yang terbaik,
Namun hatiku goyah, harapan pun terusik.
Walau kugenggam janji pada diri sendiri,
Angin kecewa merenggutnya tanpa permisi.
Maaf, Aku gagal lagi, mengecewakan harapan,
Masih terjebak dalam mimpi yang terus bertahan.
Telah kucoba bangkit meski rasa berat,
Namun kakiku terantai oleh rasa penat.
Walau kuterobos kabut yang menghalangi,
Badai kembali datang, aku terhenti lagi.
Maaf, Aku gagal lagi, meniti jalan hidup ini,
Rasa putus asa terus menyelimuti hari.
Telah kucoba menyusun puing harapan,
Namun takdir datang, membuyarkan perencanaan.
Walau kuteriakkan suara hati yang lantang,
Namun gema itu lenyap di ruang yang hampa dan hilang.
Maaf, Aku gagal lagi, menghentikan keruntuhan,
Hanya serpihan mimpi berserakan di perjalanan.
Telah kucoba melangkah tanpa rasa ragu,
Namun batu kecil menjatuhkanku bertalu-talu.
Walau kupaksakan senyum meski hati perih,
Senyum itu layu, tersapu hujan sedih.
Maaf, Aku gagal lagi, menjaga cahaya hati,
Membiarkan gelap kembali menyelimuti.
Telah kucoba menjadi seperti harapan mereka,
Namun diriku justru terjebak dalam dilema.
Walau kusembunyikan tangis di balik tawa,
Rasa sakit ini tak juga beranjak pergi dari dada.
Maaf, Aku gagal lagi, memenuhi ekspektasi,
Membiarkan kekecewaan menuliskan cerita ini.
Telah kucoba percaya pada jalan Tuhan,
Namun pertanyaanku selalu tak mendapat jawaban.
Walau kuhadirkan doa di setiap langkah,
Ketenangan itu tetap tak kunjung datang pasrah.
Maaf, Aku gagal lagi, menguatkan hati sendiri,
Mencari cahaya-Nya di tengah malam yang sunyi.
Telah kucoba menjadi seseorang yang berarti,
Namun bayanganku sendiri menghakimi diri ini.
Walau kulakukan segala cara untuk bangkit,
Namun aku selalu terjatuh, kalah oleh sakit.
Maaf, Aku gagal lagi, menjadi apa yang diingini,
Terlalu lelah untuk melawan diriku sendiri.
Telah kucoba menapaki hari dengan tabah,
Namun kerikil kecil mematahkan semangat yang lemah.
Walau kuucapkan janji untuk tak menyerah,
Namun langkahku terhenti, kembali kalah.
Maaf, Aku gagal lagi, menjaga mimpi yang ada,
Hanya menyisakan air mata dalam setiap doa.
Telah kucoba menjadi api yang terus menyala,
Namun hujan keraguan memadamkannya tanpa cela.
Walau kucoba melindungi nyala dengan tangan,
Hembusan angin ketakutan membuatnya padam perlahan.
Maaf, Aku gagal lagi, menjaga bara semangat,
Terpuruk dalam dingin yang membuat jiwa tersesat.
Telah kucoba berdiri di atas puing kehancuran,
Namun kekuatan ini rapuh, mudah terserak perlahan.
Walau kupanggil keberanian untuk hadir,
Namun ia bersembunyi, meninggalkan aku sendiri di akhir.
Maaf, Aku gagal lagi, menguatkan diri di ujung jalan,
Hanya sunyi yang menemani langkah perlahan.
Telah kucoba melangkah keluar dari bayangan,
Namun sinar itu terlalu jauh, tak terjangkau tangan.
Walau kubisikkan janji untuk tak menyerah,
Namun jiwaku terpuruk, terpuruk pasrah.
Maaf, Aku gagal lagi, mencintai hidup ini,
Terperangkap dalam kesedihan yang tak kunjung pergi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI