Langit malam dipenuhi bintang yang berkilau,
Namun gelap tetap menjadi latar utamanya.
Jiwa ini berharap pada cahaya kecil,
Meski tahu, bintang tak bisa kugapai.
Namun akal mengingatkan dengan lembut,
Bahwa mimpi tak selalu menjadi nyata.
Bayangan masa depan terlukis samar di hati,
Namun jalan ke sana penuh liku dan duri.
Jiwa ini ingin melangkah dengan penuh harap,
Namun langkahku terasa berat oleh ketakutan.
Namun akal, dengan tegas mengingatkan,
Bahwa setiap keputusan membawa konsekuensi.
Pada setiap persimpangan, aku berdiri diam,
Memandang arah yang menawarkan harapan.
Jiwa ini ingin memilih jalan yang mudah,
Namun sadar, tak ada yang benar-benar mudah.
Namun akal, seperti suara hati yang bijak,
Memintaku mempertimbangkan setiap langkah.
Hati ini penuh dengan rasa cinta yang hangat,
Namun juga dibebani oleh kenangan pahit.
Jiwa ini ingin merangkul cinta tanpa ragu,
Namun takut tersakiti oleh bayangan lama.
Namun akal, dengan nada yang tegas,
Meminta waktu untuk menyembuhkan luka.
Dunia ini seperti cermin yang retak,
Memantulkan bayangan yang tak sempurna.
Jiwa ini ingin melihat kebenaran yang utuh,
Namun terpecah oleh ilusi yang menghantui.
Namun akal, seperti cahaya kecil di malam,
Memberi petunjuk agar tetap berjalan lurus.
Pada setiap duka, ada pelajaran yang terpendam,
Namun menemukannya membutuhkan keberanian.
Jiwa ini ingin beranjak dari luka lama,
Namun bayangan masa lalu terus mengikutiku.
Namun akal, seperti guru yang sabar,
Mengingatkanku untuk belajar dari kesalahan.
Setiap kata adalah pedang yang bermata dua,
Bisa melukai, atau menyembuhkan jiwa.
Jiwa ini ingin berbicara dengan jujur,
Namun takut menyakiti yang mendengarkan.
Namun akal, dengan logikanya yang tajam,
Mengajarkan seni memilih kata yang benar.
Di ujung pencarian, kutemukan diriku sendiri,
Dalam refleksi yang penuh dengan pertanyaan.
Jiwa ini ingin menerima segala kekurangannya,
Namun tak berhenti mencari kesempurnaan.
Namun akal, bagai pengingat yang setia,
Mengingatkanku bahwa manusia tak sempurna.
Dan akhirnya, di tengah polemik ini,
Kutemukan harmoni yang tersembunyi.
Jiwa ini lelah berperang tanpa akhir,
Namun menemukan damai dalam penerimaan.
Namun akal, dengan lembut berkata,
"Jalanmu adalah hasil dari perjuanganmu."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI