Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku Bukan Siapa-Siapa

15 Januari 2025   10:45 Diperbarui: 15 Januari 2025   10:45 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku Bukan Siapa-Siapa

Aku berjalan tanpa nama di atas pasir putih,
Jejakku hilang diterpa angin tanpa arti.
Bagaikan daun yang terombang-ambing,
Tak ada yang mengenal, tak ada yang peduli.
Di langit yang luas, aku hanya bayangan,
Mencari tempatku di antara bintang yang tak bersinar.

Kata-kata ini terbungkus dalam kekosongan,
Aku berbicara, namun tak ada yang mendengar.
Aku mencoba berlayar di lautan tanpa ombak,
Dengan perahu rapuh yang dipenuhi keraguan.
Di bawah cahaya bulan, aku terbelah,
Mencari arah yang tak pernah ada.

Aku adalah bayang yang tersesat di malam gelap,
Tak ada yang menunggu di ujung perjalanan.
Kehidupan ini seperti sungai yang terus mengalir,
Tapi aku tetap terjebak di tepiannya.
Aku bukan batu, bukan pohon, bukan api,
Aku hanya hembusan angin yang tak tahu harus ke mana.

Jika aku bunga, aku akan layu tanpa musim,
Jika aku sungai, aku akan mengering tanpa hujan.
Aku bukan penguasa, hanya saksi dari sebuah kisah,
Yang tak pernah menulis namaku dalam sejarah.
Tak ada jejak yang bisa kutinggalkan,
Hanya bayanganku yang hilang saat fajar menyingsing.

Aku bukan suara dalam hiruk-pikuk kota,
Hanya bisu yang melintas begitu saja.
Di balik hiruk, aku hanya melihat,
Tidak ada yang pernah melihatku di sana.
Seperti awan yang berlalu tanpa menyentuh tanah,
Aku bukan siapa-siapa, aku tak lebih dari itu.

Dalam cermin aku memandang wajahku,
Tetapi tak ada nama yang tertulis di sana.
Aku hanya bentuk, tanpa identitas,
Bagaikan jalan yang tidak pernah selesai dibangun.
Ke mana aku berjalan, semua tampak sama,
Karena aku tak pernah tahu apa tujuanku.

Aku adalah hujan yang tak pernah jatuh,
Menunggu pelangi yang tak datang.
Aku adalah tanah yang menunggu benih,
Tapi tak ada yang menanamnya.
Di antara ribuan bintang, aku hanya titik kecil,
Tak ada yang tahu, aku pun tak mengerti siapa aku.

Jika aku adalah malam, aku tak akan berbintang,
Jika aku adalah matahari, aku tak akan terbit.
Aku hanya bayang yang menanti hilang,
Mencari arti dalam dunia yang bisu.
Tapi aku tahu, dalam sunyi aku belajar,
Mungkin aku bukan siapa-siapa, tapi aku ada.

Hari berganti, angin membawa cerita,
Pengembara itu tak lagi sendiri,
Dia temui sahabat di ujung perjalanan,
Bersama, mereka membangun harapan yang terpendam.
Dengan tangan bersatu, mereka hadapi dunia,
Tak gentar oleh ombak atau badai yang menggila.

Akhirnya, di puncak perjalanan yang panjang,
Pengembara itu menatap kembali jejak yang telah dilalui,
Ia tersenyum, karena semua luka dan air mata,
Telah mengantarkannya pada tempat yang lebih berarti.
Lembayung senja kini bersinar lebih terang,
Membawa kisah tentang keberanian dan keteguhan hati.

Dan sang pengembara, kini bukan hanya sekadar nama,
Melainkan simbol bahwa setiap langkah, tak pernah sia-sia.
Aku bukan gunung yang teguh berdiri,
Hanya pasir yang terus berubah bentuk.
Aku bukan laut yang tak kenal batas,
Aku hanya telaga yang kering tak berair.

Tapi dalam kesendirian, aku merasakan,
Bahwa mungkin, kehilangan adalah bagian dari aku.
Bersama angin, aku mencoba terbang,
Namun aku tak tahu ke mana akan mendarat.
Aku bukan burung yang memiliki sarang,
Aku bukan bintang yang punya orbit.

Aku hanya sesaat dalam aliran waktu,
Mencoba menemukan tempat, meski tanpa nama.
Di setiap langkahku, tanah terpecah,
Bagaikan hati yang terluka tanpa suara.
Aku bukan seorang pahlawan, bukan penyelamat,
Aku hanya orang yang mencoba bertahan.

Kadang aku merasa terlewatkan begitu saja,
Tapi aku tetap berjalan, meski tanpa tujuan jelas.
Aku adalah air yang mengalir tak henti,
Tapi tidak tahu apakah aku sampai ke laut.
Aku bukan api yang membakar,
Aku hanya asap yang hilang di udara.

Namun dalam diam, aku belajar sesuatu,
Mungkin aku bukan siapa-siapa, tapi aku bisa merasakan.
Aku bukan hujan yang menyiram bumi,
Aku bukan petir yang menyambar langit.
Aku hanyalah kabut pagi yang menyelubungi,
Tak tahu kapan akan menghilang.

Jika aku adalah bunga, aku akan layu lebih cepat,
Jika aku adalah pohon, aku akan rapuh tanpa akar.
Aku bukan pelangi yang memberi warna,
Aku hanya senja yang menunggu gelap.
Tapi meski begitu, aku tetap tumbuh,
Mencari makna dalam setiap langkah yang kuambil.

Aku adalah jejak yang tak terlihat,
Bagaikan bayang yang hilang saat siang tiba.
Aku bukan matahari yang menghangatkan,
Aku hanya udara yang terus mengalir.
Namun dalam perjalanan panjang ini,
Aku menemukan bahwa aku, meski bukan siapa-siapa, tetap berarti.

Aku bukan sungai yang mengalir ke laut,
Aku hanyalah embun yang cepat hilang.
Aku bukan langit yang luas,
Aku hanya bumi yang terpekur dalam diam.
Namun aku belajar bahwa terkadang,
Hidup bukan soal siapa kita, tetapi tentang keberadaan kita.

Aku adalah bayang yang mencari cahaya,
Tapi tak pernah tahu ke mana harus melangkah.
Aku bukan sesuatu yang bisa dikenali,
Aku hanyalah seorang pengembara di dunia tak berujung.
Tapi meski begitu, aku terus mencari,
Karena aku tahu, aku ada dalam dunia ini.

Aku bukan siapa-siapa, dan itu tak masalah,
Karena di dalam ketidakjelasan, aku menemukan kebebasan.
Aku bukan bintang yang bersinar terang,
Tapi aku adalah cahaya kecil yang memudar perlahan.
Aku adalah kisah yang tak diceritakan,
Tapi aku ada, dan itu sudah cukup bagi dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun