Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Persetan, Apapun Kata Mereka

12 Januari 2025   13:27 Diperbarui: 12 Januari 2025   13:27 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (Depositphotos)

 Persetan, Apapun Kata Mereka

Kata mereka hidup ini hanya tentang asa,
Yang merangkak di sela waktu dan derita,
Yang terlunta dalam pencarian tak bertepi.
Persetan, aku akan tetap berdiri,
Melawan malam dan gulita yang memagut,
Meski dunia tak pernah benar-benar peduli.

Kata mereka mimpi hanyalah bayang semu,
Yang menghilang di saat mata kembali terbuka,
Hanya angan yang tak akan menjadi nyata.
Persetan, aku akan terus bermimpi,
Merangkai bintang dalam kegelapan,
Mencari sinar meski hanya sebuah harapan.

Kata mereka cinta hanyalah luka yang tak sembuh,
Yang mengalirkan pedih di sela senyum palsu,
Dan berakhir dalam tangis yang sunyi.
Persetan, aku akan tetap mencinta,
Membakar diri dalam api yang tak padam,
Meskipun akhirnya hanya jadi abu kenangan.

Kata mereka langit takkan mendengar doa,
Yang terucap lirih di antara napas yang patah,
Yang tersapu angin sebelum mencapai surga.
Persetan, aku akan terus berdoa,
Mengirim rindu pada yang tak pernah kembali,
Sebab doa adalah jembatan dari hati yang sepi.

Kata mereka gelap adalah akhir segalanya,
Yang menelan mimpi, cinta, dan segala warna,
Yang membekap jiwa hingga tak bernyawa.
Persetan, aku akan menyalakan cahaya,
Walau hanya sebuah lilin kecil di tengah malam,
Agar gelap tahu aku masih melawan.

Kata mereka dunia ini bukan milik orang lemah,
Hanya mereka yang kuat yang dapat bertahan,
Yang lemah akan lenyap ditelan zaman.
Persetan, aku akan tetap berjalan,
Meski kaki ini gemetar menahan luka,
Karena setiap langkah adalah bentuk keberanian.

Kata mereka hujan hanyalah tangis langit,
Yang jatuh sia-sia tanpa makna di bumi,
Yang hanya membawa banjir pada jiwa yang lelah.
Persetan, aku akan menari di bawah hujan,
Merasakan dingin yang membasuh luka,
Hingga kutemukan ketenangan dalam derasnya.

Kata mereka kebenaran hanyalah milik segelintir,
Yang kuat menciptakannya, yang lemah tunduk padanya,
Dan keadilan hanyalah bayangan yang tak pernah nyata.
Persetan, aku akan mencari kebenaran,
Walau harus melawan arus yang deras,
Karena hatiku tahu di mana letak keadilan.

Kata mereka waktu akan menghapus segalanya,
Termasuk duka, cinta, dan mimpi yang tersisa,
Hingga kita tak lagi punya alasan untuk hidup.
Persetan, aku akan melawan waktu,
Mengukir jejak pada pasir yang terus bergeser,
Agar namaku abadi dalam kenangan yang tak pudar.

Kata mereka jiwa yang berani pasti akan terluka,
Tertusuk oleh pedang kenyataan yang tajam,
Dan mati perlahan dalam kesepian yang beku.
Persetan, aku akan tetap berani,
Menghadapi dunia dengan dada yang terbuka,
Sebab luka adalah tanda aku pernah berjuang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun