Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kita Hanyalah Bayangan : Sebuah Prosa Refleksi

11 Januari 2025   15:40 Diperbarui: 16 Januari 2025   18:24 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sering kali, kita terlalu sibuk mengejar dunia, hingga lupa bahwa kita hanyalah bayangan yang mengikuti arus kehidupan. Kita mengira bahwa keberhasilan materi akan membuat bayangan kita lebih besar, lebih berharga, tetapi itu hanya tipu daya. Sebab, apa artinya bayangan besar tanpa cahaya kasih yang membuatnya bermakna? Ukuran bayangan bukanlah tolak ukur keberhasilan, melainkan bagaimana ia membawa kebaikan bagi orang lain. Maka, berhentilah mengejar ilusi, dan mulailah menanam kebaikan.

Dalam setiap langkah, mari kita belajar untuk lebih peka terhadap sesama. Ketika kita berhenti sejenak untuk menolong seseorang, kita sebenarnya sedang menguatkan bayangan kita sendiri. Kebaikan itu seperti cahaya yang kita sebarkan, membuat dunia sedikit lebih terang. Mungkin kita tak selalu melihat hasilnya, tetapi jejaknya akan dirasakan. Bukankah lebih indah menjadi bayangan yang meninggalkan harapan, daripada yang melukai dan memadamkan?

Kita juga harus belajar menghargai waktu yang kita miliki, karena waktu adalah cahaya yang memberi kehidupan pada bayangan kita. Jangan sia-siakan waktu untuk hal-hal yang tidak memberi makna. Setiap detik adalah peluang untuk berubah, untuk menjadi lebih baik. Jika bayangan kita saat ini buram, kita masih punya waktu untuk menjadikannya lebih terang. Sebab hidup, betapa pun singkatnya, selalu memberi ruang untuk perbaikan.

Bayangan juga mengajarkan kita tentang kerendahan hati. Sebesar apa pun bayangan, ia selalu mengikuti sumber cahayanya. Sebesar apa pun kita, ingatlah bahwa kita hanyalah bagian kecil dari ciptaan yang lebih besar. Kerendahan hati ini adalah dasar dari segala kebaikan. Dengan rendah hati, kita mampu melihat dunia dengan lebih jernih, mencintai tanpa pamrih, dan memberi tanpa mengharap balasan.

Akhirnya, mari kita jadikan hidup ini sebuah perjalanan menuju terang. Kita hanyalah bayangan, tetapi bayangan yang mampu membawa sinar ke dunia. Dengan berbuat baik, berbagi, memaafkan, dan mencintai, kita menjadikan bayangan kita bermakna. Ketika waktu kita habis dan bayangan itu lenyap, biarlah yang tersisa adalah cahaya yang tak pernah padam. Sebab meski kita hanyalah bayangan, cinta yang kita tanam akan abadi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun