Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal Budaya "Chi Ku" : Filosofi Tangguh Orang China

10 Januari 2025   08:37 Diperbarui: 10 Januari 2025   10:48 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Relevansi dalam Era Modern

Filosofi Chi Ku tetap menjadi nilai budaya yang kuat di Tiongkok, terutama dalam menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari. Konsep ini mengajarkan bahwa kerja keras, pengorbanan, dan ketahanan adalah kunci untuk mencapai keberhasilan jangka panjang. Namun, dalam era modern yang dipenuhi tekanan sosial, tuntutan ekonomi, dan globalisasi budaya, pandangan tentang relevansi Chi Ku mulai mengalami transformasi, terutama di kalangan generasi muda Tiongkok.

Transformasi Nilai Chi Ku

Seiring dengan kemajuan teknologi dan pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang pesat, generasi muda menghadapi tantangan yang berbeda dibandingkan generasi sebelumnya. Jika generasi orang tua mereka harus berjuang melalui kemiskinan dan ketidakpastian ekonomi, generasi muda kini lebih terfokus pada tekanan sosial, seperti pendidikan tinggi, biaya hidup di kota besar, dan kompetisi kerja yang semakin ketat. Dalam konteks ini, filosofi Chi Ku terus dipertahankan oleh banyak orang sebagai sumber motivasi dan daya tahan, tetapi dengan pendekatan yang lebih kontekstual.

Contohnya, pekerja di sektor teknologi dan startup sering menghadapi jam kerja yang panjang, dikenal sebagai budaya "996" (kerja dari pukul 9 pagi hingga 9 malam selama 6 hari seminggu). Banyak yang menganggap budaya kerja keras ini sebagai manifestasi modern dari Chi Ku, di mana kesuksesan pribadi atau perusahaan dianggap sebagai hasil dari ketahanan menghadapi kesulitan tersebut. Namun, kritik terhadap budaya ini semakin meningkat karena dianggap tidak manusiawi dan merugikan kesehatan fisik maupun mental.

Gerakan Tang Ping: Kritik terhadap Chi Ku Ekstrem

Munculnya gerakan Tang Ping (躺平) menjadi simbol perlawanan terhadap tekanan Chi Ku yang dirasakan berlebihan. Secara harfiah, "tang ping" berarti "berbaring datar," dan secara filosofis, gerakan ini mendorong untuk menolak ambisi dan tekanan sosial yang tak realistis. Bagi para pendukung tang ping, hidup sederhana dan puas dengan kebutuhan dasar lebih penting daripada terus-menerus mengejar status sosial atau kekayaan materi.

Gerakan ini menjadi populer terutama di kalangan pekerja muda yang merasa lelah menghadapi tekanan sosial seperti membeli rumah, menikah, atau memiliki anak. Mereka mulai mempertanyakan apakah kerja keras tanpa henti benar-benar membawa kebahagiaan atau hanya menambah beban hidup. Gerakan ini, meskipun bertentangan dengan prinsip Chi Ku, juga mendapatkan simpati karena dianggap sebagai bentuk perlawanan terhadap struktur masyarakat yang dianggap terlalu kompetitif dan tidak adil.

Namun, tang ping bukan tanpa kritik. Banyak generasi tua memandang gerakan ini sebagai bentuk kemalasan atau pengabaian tanggung jawab, yang bertentangan dengan nilai-nilai tradisional Chi Ku. Mereka percaya bahwa ketahanan dan pengorbanan tetap menjadi elemen penting dalam membangun masyarakat yang kuat dan stabil.

Relevansi Nilai Chi Ku dalam Dunia Global

Di luar Tiongkok, prinsip-prinsip Chi Ku juga menjadi inspirasi dalam budaya kerja global, terutama di negara-negara yang mengalami migrasi besar pekerja Tiongkok. Komunitas diaspora Tiongkok sering kali menerapkan filosofi ini dalam kehidupan mereka, terutama ketika harus beradaptasi di lingkungan baru dengan kondisi kerja yang keras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun