Salah satu elemen paling penting dari tradisi pendidikan di China adalah sistem ujian kekaisaran atau keju yang diterapkan sejak Dinasti Tang (618--907). Sistem ini dirancang untuk memilih pejabat pemerintahan berdasarkan kemampuan intelektual mereka, bukan pada status sosial atau kekayaan. Filosofi di balik sistem ini adalah keyakinan bahwa kecerdasan dan keterampilan lebih penting daripada garis keturunan dalam menentukan kesuksesan seseorang.
Sistem ujian kekaisaran menciptakan tradisi meritokrasi yang kuat, di mana kesuksesan seseorang ditentukan oleh kerja keras dan kemampuan, bukan oleh hak istimewa. Tradisi ini menjadi dasar bagi sistem pendidikan modern di China, di mana ujian nasional seperti Gaokao berfungsi sebagai alat utama untuk menentukan akses siswa ke universitas bergengsi.
1. Sistem Keju: Pilar Meritokrasi Tradisional
Dalam sistem keju, peserta ujian harus mempelajari teks-teks klasik Konfusianisme dan menunjukkan pemahaman mereka melalui esai dan analisis. Proses ini sangat kompetitif dan hanya segelintir orang yang berhasil lulus. Namun, mereka yang berhasil biasanya mendapat posisi tinggi dalam pemerintahan dan dihormati dalam masyarakat.
Sistem ini tidak hanya menciptakan standar intelektual yang tinggi, tetapi juga mendorong mobilitas sosial. Banyak individu dari latar belakang sederhana yang mampu mengubah nasib mereka melalui keberhasilan dalam ujian kekaisaran.
2. Warisan Modern dalam Sistem Gaokao
Tradisi meritokrasi ini tetap hidup dalam sistem pendidikan modern di China, terutama melalui ujian nasional Gaokao. Ujian ini menjadi momen penting dalam kehidupan siswa, karena hasilnya menentukan universitas mana yang dapat mereka masuki, yang pada akhirnya memengaruhi karier dan masa depan mereka.
Meskipun sistem ini sering dikritik karena tekanannya yang sangat besar, Gaokao tetap menjadi simbol dari komitmen masyarakat China terhadap meritokrasi. Kesuksesan dalam Gaokao tidak hanya dihargai secara akademik, tetapi juga secara sosial, menjadikannya puncak dari upaya belajar yang panjang dan penuh tantangan.
Kearifan Lokal yang Menyatu dalam Pendidikan
Nilai Kolektivisme dalam Pendidikan
Salah satu ciri khas yang membedakan sistem pendidikan di China dari banyak negara lain adalah nilai kolektivisme yang mendalam. Pendidikan di China tidak hanya dilihat sebagai tanggung jawab individu, tetapi juga sebagai kewajiban kolektif yang melibatkan keluarga, masyarakat, dan negara. Filosofi ini berasal dari tradisi panjang masyarakat agraris, di mana keberhasilan seseorang sering kali dipandang sebagai hasil kerja sama kelompok dan memberikan manfaat bagi komunitas yang lebih luas.