Sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memegang peran yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia. UKM tidak hanya menciptakan lapangan pekerjaan, tetapi juga menjadi sumber devisa melalui produk-produk yang diproduksi dan diekspor ke luar negeri. UKM di Indonesia sangat beragam, mulai dari produk kerajinan tangan, makanan dan minuman, hingga barang-barang teknologi. Dengan mendukung sektor UKM, masyarakat berkontribusi pada upaya diversifikasi produk ekspor dan mendorong penguatan ekonomi domestik.
Masyarakat dapat memberikan dukungan terhadap UKM dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan membeli produk dari UKM lokal atau menggunakan jasa yang mereka tawarkan. Tidak hanya itu, promosi produk UKM kepada kerabat atau melalui media sosial juga dapat meningkatkan visibilitas produk-produk tersebut di pasar yang lebih luas. Selain itu, memberikan umpan balik positif atau membagikan pengalaman baik tentang produk UKM dapat menjadi strategi pemasaran yang efektif, terutama untuk produk yang membutuhkan promosi dari mulut ke mulut.
Sektor UKM berperan besar dalam perekonomian Indonesia. Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM, UKM di Indonesia menyumbang sekitar 60% dari Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap lebih dari 97% tenaga kerja. Dalam konteks devisa, UKM juga berpotensi untuk berkontribusi melalui ekspor produk-produk unik dan bernilai tambah tinggi, seperti kerajinan tangan dan produk organik. Oleh karena itu, memperkuat sektor UKM melalui dukungan masyarakat akan menjadi langkah strategis dalam meningkatkan penerimaan devisa negara.
3. Berlibur di Dalam Negeri: Menjaga Devisa Tetap Beredar di Ekonomi Domestik
Pariwisata merupakan salah satu sektor utama yang menyumbang devisa negara. Namun, saat ini masih banyak masyarakat Indonesia yang memilih berlibur ke luar negeri, yang mengakibatkan aliran devisa keluar. Pada tahun 2022, sekitar 10 juta orang Indonesia melakukan perjalanan ke luar negeri, yang berarti mengalirkan devisa dalam jumlah besar. Padahal, Indonesia memiliki potensi pariwisata yang luar biasa, dengan beragam destinasi wisata alam, budaya, dan sejarah yang sangat menarik.
Dengan berlibur di dalam negeri, masyarakat Indonesia dapat mengurangi pengeluaran devisa ke luar negeri, sekaligus mendukung pertumbuhan sektor pariwisata domestik. Pengeluaran untuk berlibur di dalam negeri, mulai dari transportasi, akomodasi, makanan, hingga belanja oleh-oleh, akan mengalir ke pelaku usaha lokal dan memperkuat ekonomi daerah.
Pada tahun 2021, sektor pariwisata Indonesia tercatat mengalami penurunan yang signifikan akibat pandemi COVID-19, namun diperkirakan sektor ini akan pulih seiring dengan meningkatnya jumlah wisatawan domestik. Berdasarkan data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, kunjungan wisatawan domestik pada 2022 mencatatkan angka yang semakin meningkat, yang mengindikasikan potensi besar pariwisata domestik untuk mendatangkan devisa. Oleh karena itu, masyarakat yang lebih banyak berlibur di dalam negeri dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi dan penguatan devisa negara.
4. Meningkatkan Kesadaran Masyarakat tentang Pentingnya Devisa dan Ekonomi Negara
Penting untuk memahami bahwa devisa bukan hanya menjadi urusan pemerintah dan sektor bisnis besar, tetapi juga merupakan tanggung jawab bersama masyarakat. Devisa yang diperoleh negara dari sektor ekspor, pariwisata, dan investasi akan sangat mempengaruhi kestabilan ekonomi, termasuk dalam hal inflasi, nilai tukar, dan kemampuan negara memenuhi kewajiban internasional.
Edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya devisa dapat dilakukan melalui berbagai saluran, seperti media sosial, seminar, atau pendidikan formal. Dengan pemahaman yang lebih baik, masyarakat akan lebih bijaksana dalam memilih produk yang akan dikonsumsi, lebih mendukung produk lokal, serta lebih sadar akan pengelolaan keuangan pribadi yang tidak hanya menguntungkan diri mereka sendiri tetapi juga berdampak positif bagi perekonomian negara.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia, pemahaman masyarakat Indonesia tentang pentingnya stabilitas ekonomi dan pengelolaan devisa masih tergolong rendah. Survei tersebut menunjukkan bahwa hanya sekitar 30% masyarakat yang memahami hubungan langsung antara pengeluaran untuk produk impor dengan dampaknya terhadap ekonomi negara. Oleh karena itu, meningkatkan kesadaran ini sangat penting agar masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam memperkuat devisa negara.