Devisa juga memainkan peran kunci dalam kemampuan negara untuk membayar utang luar negeri. Banyak negara, termasuk Indonesia, mengandalkan utang luar negeri untuk membiayai pembangunan infrastruktur dan proyek-proyek besar lainnya. Utang ini harus dibayar dengan mata uang asing, yang artinya negara perlu memiliki cadangan devisa yang cukup untuk memenuhi kewajiban tersebut. Jika negara tidak memiliki devisa yang cukup, maka negara tersebut bisa menghadapi krisis keuangan, yang berdampak negatif terhadap stabilitas ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
Dampak Kekuatan Devisa terhadap Sektor Ekonomi Domestik
Kekuatan devisa tidak hanya mempengaruhi sektor perdagangan internasional, tetapi juga memiliki dampak yang signifikan terhadap sektor ekonomi domestik. Devisa yang kuat memungkinkan pemerintah untuk memiliki lebih banyak ruang fiskal untuk melaksanakan kebijakan pembangunan, seperti pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Ketika negara memiliki cadangan devisa yang memadai, pemerintah dapat mempercepat pembangunan dan menciptakan lapangan kerja, yang pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Di sisi lain, jika devisa negara melemah, pemerintah terpaksa harus mengurangi belanja negara atau menaikkan pajak untuk menutupi kekurangan pendapatan. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan menyebabkan stagnasi dalam sektor-sektor penting seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Oleh karena itu, penting bagi setiap elemen dalam masyarakat untuk bekerja sama dalam memperkuat ekonomi domestik dan mendukung pengelolaan devisa negara dengan cara yang bijaksana dan berkelanjutan.
Devisa adalah salah satu pilar utama yang mendukung kestabilan ekonomi negara. Meskipun sering dianggap sebagai masalah yang hanya berkaitan dengan pemerintah dan sektor bisnis besar, kenyataannya masyarakat juga memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung pengelolaan devisa. Dengan membeli produk lokal, mendukung UKM, berlibur di dalam negeri, serta meningkatkan kesadaran tentang pentingnya ekonomi nasional, kita semua dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap penguatan posisi devisa negara. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami lebih dalam tentang devisa dan peran kita dalam menjaga kestabilan ekonomi Indonesia, agar negara ini dapat terus berkembang dan mensejahterakan rakyatnya.
1. Menggunakan Produk Lokal untuk Mengurangi Ketergantungan pada Impor
Salah satu langkah paling sederhana namun berdampak besar yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk mendukung pengelolaan devisa adalah dengan memilih untuk membeli dan menggunakan produk lokal. Ketergantungan pada produk impor telah menjadi salah satu tantangan besar dalam pengelolaan devisa di Indonesia. Produk impor, terutama barang-barang konsumsi seperti elektronik, pakaian, dan bahan makanan, menyedot devisa negara dalam jumlah besar. Sebagai contoh, pada tahun 2020, Indonesia tercatat mengimpor barang-barang konsumsi seperti produk tekstil, elektronik, dan makanan dalam jumlah signifikan. Jika masyarakat terus menerus memilih produk impor, hal ini akan semakin meningkatkan defisit perdagangan luar negeri dan berpotensi melemahkan nilai tukar rupiah.
Namun, dengan mendukung produk lokal, masyarakat tidak hanya mengurangi ketergantungan pada produk impor, tetapi juga turut mengembangkan sektor manufaktur dan pertanian dalam negeri. Peningkatan permintaan terhadap produk lokal akan memacu pertumbuhan industri dalam negeri, yang pada gilirannya meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global. Sebagai contoh, sektor tekstil di Indonesia memiliki potensi besar untuk ekspor. Jika masyarakat lebih banyak membeli pakaian dan produk tekstil lokal, hal ini tidak hanya memberikan dorongan bagi industri dalam negeri, tetapi juga meningkatkan volume ekspor yang dapat mendatangkan devisa tambahan.
Tidak hanya barang konsumsi yang bisa didorong untuk diproduksi secara lokal, tetapi juga produk-produk industri lainnya, seperti alat-alat rumah tangga, otomotif, dan bahan bangunan. Misalnya, Indonesia sudah memiliki perusahaan-perusahaan otomotif dalam negeri yang memiliki kualitas yang semakin baik. Dengan memilih untuk membeli kendaraan bermotor buatan lokal, masyarakat berperan dalam mengurangi kebutuhan akan kendaraan impor, yang berarti pula mengurangi kebutuhan akan devisa untuk pembelian produk tersebut.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia tercatat mengimpor barang-barang konsumsi dengan nilai yang terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2022, impor barang konsumsi Indonesia mencapai angka USD 10,7 miliar, yang setara dengan sekitar 5,3% dari total impor nasional. Jika masyarakat lebih memilih produk lokal, pengurangan impor dapat mengurangi tekanan pada defisit transaksi berjalan dan stabilitas nilai tukar rupiah.
2. Mendukung Sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk Meningkatkan Daya Saing Ekspor