Sirna
Telah kucoba bertanya pada langit nan luas,
Mengapa mimpi ini terus pudar dalam gelap?
Telah kucoba bertanya pada angin yang menderu,
Namun jawabannya hanya sunyi yang menusuk kalbu.
Telah kucoba bertanya pada ombak di lautan,
Dan aku tetap tenggelam dalam perih kehidupan.
Telah kucoba bertanya pada bintang yang gemilang,
Adakah harapan tersisa di ujung malam?
Telah kucoba bertanya pada bulan yang purnama,
Namun sinarnya memudar, menghapus semua asa.
Telah kucoba bertanya pada mentari yang terbit,
Dan hanya bayangan kelam yang terus menghimpit.
Telah kucoba bertanya pada dedaunan jatuh,
Adakah jejak hidup yang harus kutempuh?
Telah kucoba bertanya pada pohon yang rapuh,
Namun batangnya pun retak dihempas angin lusuh.
Telah kucoba bertanya pada tanah yang basah,
Dan kutemukan jejakku lenyap di sudut pasrah.
Telah kucoba bertanya pada hujan yang turun,
Mengapa hatiku terus-menerus diliputi awan?
Telah kucoba bertanya pada pelangi yang redup,
Namun warnanya pudar, seolah enggan menyahut.
Telah kucoba bertanya pada petir yang menggema,
Dan hanya gemuruhnya menjawab penuh dilema.
Telah kucoba bertanya pada api yang membara,
Apakah panas ini cukup untuk menghangatkan jiwa?
Telah kucoba bertanya pada abu yang bertebaran,
Namun jawabannya hanyalah puing-puing keinginan.
Telah kucoba bertanya pada malam yang panjang,
Dan tetap saja kutemukan diriku dalam bayang.
Telah kucoba bertanya pada jalan yang berliku,
Apakah arah ini benar atau semakin pilu?
Telah kucoba bertanya pada setiap persimpangan,
Namun jawabannya hanyalah rasa kehilangan.
Telah kucoba bertanya pada waktu yang berlalu,
Dan ia terus mengabaikanku tanpa satu tujuan.
Telah kucoba bertanya pada jiwaku yang lelah,
Adakah cara untuk bangkit dari kejatuhan parah?
Telah kucoba bertanya pada doa yang kupanjat,
Namun langit tetap diam, tak memberi rahmat.
Telah kucoba bertanya pada hati yang membeku,
Dan rasa kecewa pun kembali menusuk kalbu.
Telah kucoba bertanya pada mimpi yang usang,
Masihkah ada jalan meski terasa bimbang?
Telah kucoba bertanya pada harapan yang pudar,
Namun ia pun lenyap, hilang dalam debu liar.
Telah kucoba bertanya pada janji yang kutanam,
Dan ia terhenti, layu dalam musim kelam.
Telah kucoba bertanya pada bayanganku sendiri,
Mengapa rasa kecewa ini terus menghantui?
Telah kucoba bertanya pada luka yang tak sembuh,
Namun ia berkata, "Aku akan tinggal, takkan surut."
Telah kucoba bertanya pada cerita yang tertinggal,
Dan hanya kesunyian yang mengisi kisah gagal.
Telah kucoba bertanya pada waktu yang fana,
Mungkinkah esok masih menyisakan cahaya?
Telah kucoba bertanya pada pagi yang dingin,
Namun embunnya membeku di tengah keheningan.
Telah kucoba bertanya pada dunia yang luas,
Dan aku tetap hilang dalam labirin tak jelas.
Telah kucoba bertanya pada daun yang gugur,
Adakah hidup ini lebih dari sekadar hancur?
Telah kucoba bertanya pada aliran sungai kecil,
Namun ia hanya berbisik, membawa rindu yang kerdil.
Telah kucoba bertanya pada ilalang yang meliuk,
Dan ia berkata, "Kau hanyalah sepi yang terhimpit waktu."
Telah kucoba bertanya pada gunung yang kokoh,
Mungkinkah aku bertahan meski langkahku roboh?
Telah kucoba bertanya pada batu yang diam,
Namun ia tak memberi arah, hanya membuatku karam.
Telah kucoba bertanya pada bayangan senja,
Dan jawabannya adalah kelam yang tak pernah reda.
Telah kucoba bertanya pada jalan yang sunyi,
Akankah aku temukan makna di ujung ini?
Telah kucoba bertanya pada cahaya yang redup,
Namun ia terus padam, tenggelam dalam gelap tubuh.
Telah kucoba bertanya pada malam yang bisu,
Dan ia menjawab dengan keheningan yang membeku.
Telah kucoba bertanya pada hujan yang deras,
Apakah tangisku akan lenyap bersama deras?
Telah kucoba bertanya pada pelangi yang samar,
Namun warnanya hilang, termakan kabut tegar.
Telah kucoba bertanya pada angin yang dingin,
Dan ia hanya melenggang, membawa duka ke angin.
Telah kucoba bertanya pada laut tak bertepi,
Akankah ada akhir bagi gelombang yang menepi?
Telah kucoba bertanya pada burung yang melintas,
Namun ia terbang jauh, meninggalkan harapan yang lemas.
Telah kucoba bertanya pada pasir yang tersebar,
Dan ia tetap diam, membisu tanpa sadar.
Telah kucoba bertanya pada hati yang sunyi,
Mungkinkah ada cahaya di tengah gelap ini?
Telah kucoba bertanya pada doa-doa yang usang,
Namun tak ada balasan, hanya sepi yang bimbang.
Telah kucoba bertanya pada waktu yang fana,
Dan ia hanya berlari, meninggalkan luka yang ada.
Telah kucoba bertanya pada pohon yang renta,
Adakah makna dalam hidup yang kian merenta?
Telah kucoba bertanya pada bayangan kenangan,
Namun ia hanya menghadirkan rasa kehilangan.
Telah kucoba bertanya pada hari yang kelam,
Dan ia terus diam, menutup semua harap malam.
Telah kucoba bertanya pada jiwa yang terluka,
Akankah semua ini berakhir tanpa air mata?
Telah kucoba bertanya pada langkah yang tertatih,
Namun ia terus tersendat, lemah dan perih.
Telah kucoba bertanya pada mimpi yang sirna,
Dan ia berkata, "Kau hanya bayang di dunia fana."
Telah kucoba bertanya pada dunia yang bisu,
Mungkinkah aku keluar dari duka yang membeku?
Telah kucoba bertanya pada harapan yang pudar,
Namun ia terus menjauh, tak ingin mendengar.
Telah kucoba bertanya pada cinta yang hilang,
Dan ia hanya meninggalkan luka yang terus datang.
Telah kucoba bertanya pada diri yang rapuh,
Apakah aku akan tenggelam dalam kelelahan tubuh?
Telah kucoba bertanya pada suara dalam hati,
Namun ia pun lirih, tak mampu lagi memberi arti.
Telah kucoba bertanya pada semua yang ada,
Dan kutemukan jawabannya hanyalah sirna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H