Harapan Hampa
Di ujung senja, langkahku terhenti,
Menggenggam mimpi yang tak kunjung pasti,
Seperti bayangan yang hilang dan tak kembali,
Aku terus berharap meski hati terasa mati,
Biarlah harapan ini menjadi pelipur sunyi,
Dan mimpi tetap bersemayam dalam nurani.
Angin malam berbisik lirih di telinga,
Menyampaikan janji yang tak kunjung tiba,
Namun aku bertahan meski jiwa tak kuasa,
Mencari arti di balik luka yang terasa,
Biarlah harapan ini menjadi cahaya cinta,
Yang terus bersinar di tengah gulita.
Di lorong waktu, aku melangkah perlahan,
Meraba asa dalam gelap yang tak tertahan,
Meski dunia menawarkan duka dan keraguan,
Aku tetap percaya pada kekuatan harapan,
Biarlah harapan ini menjadi perjalanan,
Yang mengantar jiwa menuju kedamaian.
Bulan purnama mengintip dari balik awan,
Menyinari malam dengan sinar yang perlahan,
Namun hatiku tetap dilanda keraguan,
Karena waktu menguji setiap keyakinan,
Biarlah harapan ini menjadi teman perjalanan,
Yang menuntun langkah menuju tujuan.
Hujan turun, membasuh luka yang tersembunyi,
Menyelimuti jiwa dengan dingin yang tak terperi,
Namun dalam basah ini, aku menemukan arti,
Bahwa hidup adalah tentang bangkit kembali,
Biarlah harapan ini menjadi semangat diri,
Yang takkan padam meski badai menghampiri.
Di tengah keramaian, aku merasa sendiri,
Ditelan sunyi yang menguasai hati,
Namun aku tetap menggenggam mimpi,
Menanti esok dengan senyuman yang tersembunyi,
Biarlah harapan ini menjadi janji,
Yang menguatkan jiwa untuk terus berdiri.
Seperti daun yang luruh di musim yang beku,
Aku merasa hilang, rapuh tanpa sesuatu,
Namun akar harapan di dalam hatiku,
Tetap kokoh meski badai kerap membelenggu,
Biarlah harapan ini menjadi penyatu,
Yang menjaga aku dari rasa pilu.
Matahari pagi menyambut dengan senyumnya,
Namun jiwaku masih gelap dalam pekatnya,
Aku bertanya, kapan terang datang menyapa,
Menyingkirkan malam yang menyelimuti asa,
Biarlah harapan ini menjadi pelita,
Yang takkan padam meski gelap mendera.
Aku bernyanyi meski suara tak terdengar,
Melantunkan doa pada yang Maha Besar,
Memohon kekuatan di tengah badai yang menggetar,
Agar langkahku tetap teguh, tak lagi gentar,
Biarlah harapan ini menjadi sinar,
Yang menuntunku keluar dari duka yang menyebar.
Waktu terus berjalan, tak mau menunggu,
Meninggalkan luka yang semakin menggebu,
Namun aku tahu, di balik setiap pilu,
Ada hikmah yang menanti untuk kutemukan di situ,
Biarlah harapan ini menjadi jalan baru,
Yang mengantar pada kebahagiaan yang satu.
Di tengah gelap, aku menatap langit yang bisu,
Menggali makna dari setiap bintang yang kelu,
Seolah semesta berbicara dalam bahasa yang sendu,
Namun jiwaku tetap bertahan meski ragu,
Biarlah harapan ini menjadi simpul waktu,
Yang mengikat hidup pada keindahan yang semu.
Aku melangkah di antara rintik hujan yang dingin,
Merasakan tiap tetes menembus luka yang terjalin,
Namun di sana aku temukan kekuatan yang terjamin,
Bahwa badai takkan bertahan selamanya di angin,
Biarlah harapan ini menjadi cahaya yang anggun,
Membimbing hati yang lelah menuju pagi yang dingin.
Seperti riak air di danau yang tenang,
Aku mencoba mendamaikan jiwa yang bimbang,
Mencari arti dari hidup yang penuh perang,
Walau jalannya sering membuat hati terbelah,
Biarlah harapan ini menjadi pelindung yang terang,
Dan menjadikan aku kuat dalam setiap langkah.
Aku membaca kenangan di balik tirai masa lalu,
Mengurai duka yang terpendam dalam kalbu,
Meski perihnya masih terasa seperti waktu baru,
Namun aku tahu, hidup adalah tentang maju,
Biarlah harapan ini menjadi nyanyian syahdu,
Yang mengiringi langkahku menuju tujuan yang biru.
Di bawah langit, aku titipkan doa yang sederhana,
Mencari kedamaian dalam sunyi yang memenjara,
Meski asa sering kali terasa seperti fana,
Namun aku tetap berdiri dengan hati yang setia,
Biarlah harapan ini menjadi kisah yang istimewa,
Menyulut semangat di setiap luka yang menganga.
Aku menatap mentari yang perlahan tenggelam,
Membawa hariku menuju malam yang kelam,
Namun aku yakin, selalu ada terang di dalam,
Setiap luka adalah pelajaran yang mendalam,
Biarlah harapan ini menjadi bagian dari alam,
Walau hampa, namun tetap memberi arti yang terpendam.
Waktu terus berjalan, tak mau menunggu,
Meninggalkan luka yang semakin menggebu,
Namun aku tahu, di balik setiap pilu,
Ada hikmah yang menanti untuk kutemukan di situ,
Biarlah harapan ini menjadi jalan baru,
Walau hampa, namun tetap memberi arti untukku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H