Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Usang

5 Januari 2025   00:50 Diperbarui: 5 Januari 2025   00:50 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rindu yang datang tanpa diundang
Menyelimuti jiwa yang hampa
Kenangan datang, kembali mengingatkan
Namun waktu terus berjalan tanpa henti
Walau usang oleh jarak yang memisahkan, tapi puisi ini selalu ada
Menjaga kenangan yang terukir

Pohon-pohon yang tinggi, tak tergoyahkan
Menjadi saksi bisu dari banyak cerita
Kehidupan terus berputar, tak peduli usia
Tetap tegak meski badai datang menghantam
Walau usang oleh angin yang kencang, tapi puisi ini tetap kuat
Menghadap segala rintangan yang ada

Kebahagiaan datang seperti pelangi
Setelah hujan reda, ada senyuman
Namun setiap senyuman pasti akan berlalu
Seperti hujan yang berhenti turun
Walau usang oleh kenangan yang berlalu, tapi puisi ini tetap berlanjut
Membawa semangat baru dalam tiap langkah

Tangan yang pernah saling menggenggam
Kini terpisah oleh waktu yang tak bisa diulang
Namun dalam diam, ada rasa yang tetap hidup
Tak hilang meski jarak memisahkan
Walau usang oleh perpisahan, tapi puisi ini tetap menyatukan
Di antara hati yang merindu

Angin yang bertiup membawa cerita
Menyusuri jalan yang pernah kita lewati
Namun di setiap langkah, ada kenangan
Yang tak mudah terlupakan oleh waktu
Walau usang oleh jejak yang memudar, tapi puisi ini tetap ada
Mengisi ruang-ruang yang kosong

Suara hati yang terpendam, kini terungkap
Di tengah malam yang sunyi, ada rasa
Yang tak bisa dijelaskan dengan kata
Namun tetap ada dalam setiap alunan
Walau usang oleh waktu yang menekan, tapi puisi ini tetap berbicara
Menyampaikan pesan dari hati yang terdalam

Wajah-wajah lama yang kembali hadir
Mengingatkan pada setiap kenangan indah
Namun tak ada yang bisa kembali lagi
Selain puisi yang terus berkembang
Walau usang oleh masa yang hilang, tapi puisi ini tetap hidup
Menjadi penghubung antara lalu dan kini

Sungai yang mengalir tak pernah berhenti
Menyusuri lembah yang penuh rahasia
Namun dalam alirannya, ada kisah yang terpendam
Yang hanya bisa dibaca oleh hati
Walau usang oleh arus yang kuat, tapi puisi ini tetap mengalir
Menyampaikan kisah yang tak terungkapkan

Matahari kembali terbit, memberi harapan
Setiap pagi membawa janji baru
Namun tetap ada jejak dari malam yang lalu
Yang tak bisa dilupakan oleh waktu
Walau usang oleh malam yang kelam, tapi puisi ini tetap menyinari
Di setiap pagi yang baru

Hidup terus berjalan tanpa menunggu
Namun puisi ini tetap ada di dalam hati
Mengalir bersama waktu yang tak bisa dihentikan
Menjadi saksi bisu dari setiap langkah kita
Walau usang oleh perjalanan panjang, tapi puisi ini tetap ada
Menemani perjalanan hidup yang tiada akhir

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun