Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tersulut

4 Januari 2025   23:21 Diperbarui: 4 Januari 2025   23:53 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (Depositephotos)

Tersulut

Tersulut api di dada yang gelisah,
Berhembus angin membawa kabut pekat.
Dalam hening, suara bergema samar,
Menunggu waktu untuk meledak,
Seperti bara yang tak bisa padam,
Pikiran terguncang oleh kemarahan.

Tersulut api di dada yang gelisah,
Kita terperangkap dalam kelamnya malam.
Setiap langkah terasa berat,
Semua jalan berujung tembok tinggi,
Dan tak ada yang tahu bagaimana keluar,
Selain menanti gerakan kecil dari dalam.

Tersulut api di dada yang gelisah,
Langit murung, berawan hitam pekat.
Gema keputusasaan menyertai,
Menyelubungi ruang tanpa cahaya,
Hati ingin berteriak, namun terdiam,
Tak ada suara yang cukup keras.

Tersulut api di dada yang gelisah,
Melawan arus yang tak kenal ampun.
Lalu datang angin yang menambah derita,
Meniup harapan yang mulai pudar,
Tapi di bawahnya, ada kekuatan tersembunyi,
Yang mungkin tak terlihat oleh mata.

Tersulut api di dada yang gelisah,
Berjuang dalam kesepian yang tajam.
Mencari cahaya di tengah kegelapan,
Meskipun segala sesuatu terasa jauh,
Sebuah tangan yang tidak tampak menggapai,
Menyentuhnya dengan lembut, memberikan harapan.

Tersulut api di dada yang gelisah,
Mengguncang jantung yang sudah lelah.
Namun di balik setiap rasa sakit,
Ada pelajaran yang membentuk jiwa,
Mengajar keteguhan dalam berjuang,
Sambil menunggu waktu yang tepat.

Tersulut api di dada yang gelisah,
Mencari keadilan di dunia yang penuh dusta.
Mereka berkata, "Bersabarlah",
Tapi seberapa lama kita harus menunggu?
Ketika hati sudah penuh dengan amarah,
Tersulut api yang tak bisa lagi dipadamkan.

Tersulut api di dada yang gelisah,
Bertanya-tanya tentang arti setiap detik.
Sebuah harapan yang terus bergelayut,
Meski sering kali tertimpa kekecewaan,
Namun tak ada pilihan selain terus berjalan,
Di bawah bayang-bayang yang semakin pekat.

Tersulut api di dada yang gelisah,
Saat dunia terasa terbalik dan bimbang.
Apa yang seharusnya dilakukan,
Ketika suara hati hanya berbisik lemah,
Dan langkah-langkah terasa semakin berat,
Tapi tak ada jalan mundur dari sini.

Tersulut api di dada yang gelisah,
Menari dalam kebingungan yang tak berujung.
Ke mana kita harus pergi,
Saat semua pilihan terasa sia-sia?
Hati bertanya, tapi tak ada jawaban,
Di balik api yang terus membakar dalam diam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun