Menuju cakrawala, kita menanam harap,
Di ladang jiwa yang lama meratap,
Menggemburkan tanah dengan doa yang kerap,
Membasuh luka dengan cahaya yang tajam,
Hingga bumi hati menyambut terang silam.
Menuju cakrawala, kita merangkai mimpi,
Seperti pelangi setelah badai berseri,
Menyulam langit dengan benang nurani,
Melukis masa depan di kanvas abadi,
Menempa tekad dalam api ilahi.
Menuju cakrawala, kita belajar pasrah,
Pada angin yang membawa langkah,
Di antara ombak, di atas perahu lelah,
Menghitung bintang di malam yang resah,
Memintal keberanian dari semangat membuncah.
Menuju cakrawala, kita bangun pijakan,
Dari batu-batu kecil perjalanan,
Meloncat ragu ke titian harapan,
Menatap jauh, tak gentar ke depan,
Bersama tekad, kita teguhkan tujuan.
Menuju cakrawala, kita hapus jejak,
Duka dan dosa di pasir retak,
Hingga tak tersisa sisa-sisa pekat,
Mengganti kelam dengan lembaran bijak,
Menyongsong mentari di ufuk yang tak terpikat.
Menuju cakrawala, kita tenun harapan,
Seperti padi yang tumbuh di ladang impian,
Menyerap embun, menjunjung keheningan,
Menghantar biji hingga jadi kehidupan,
Menanti panen di musim kemenangan.
Menuju cakrawala, kita susun rencana,
Sebagaimana sungai mengalir tanpa jeda,
Mencari muara, walau terjal penuh noda,
Berpaut pada arus, namun tetap punya arah,
Sebab setiap liku adalah guratan hikmah.
Menuju cakrawala, kita nyalakan lentera,
Cahayanya kecil, tapi tak pernah pudar,
Menemani gelap, di jalan penuh sabar,
Menjadi penanda di malam yang liar,
Hingga fajar tiba, terang memijar.
Menuju cakrawala, kita tinggalkan takut,
Merangkul gelap dengan keyakinan yang larut,
Mengubah bayang menjadi kawan sejawat,
Menaklukkan jurang dengan pijakan hangat,
Hingga langkah menjelma jadi keberanian bulat.
Menuju cakrawala, kita pinta ampun,
Pada Sang Maha atas luka yang disusun,
Melepas beban dengan hati yang tersusun,
Mengganti kepedihan dengan harapan terhimpun,
Sebab janji-Nya adalah cahaya yang mengharum.