Dalam palungan, Yesus tidak hanya memberikan teladan cinta, tetapi juga tantangan. Tantangan untuk mengasihi musuh, berbagi dengan yang membutuhkan, dan hidup dalam kebenaran. Natal mengajak kita untuk menerima tantangan ini dan menjadikan hati kita palungan bagi kasih Allah.
Namun, perjalanan ini tidak mudah. Kita hidup di dunia yang merayakan egoisme. Dunia yang mengukur kesuksesan dari seberapa besar kuasa dan harta yang dimiliki. Tetapi Natal adalah pengingat bahwa kebahagiaan sejati tidak ditemukan dalam hal-hal itu, melainkan dalam cinta yang kita bagikan.
Ketika kita kembali ke Betlehem, kita juga diajak untuk melihat realitas dunia. Kota itu menjadi simbol kehancuran, tetapi juga harapan. Di tengah reruntuhan, Betlehem tetap menyimpan cerita tentang cinta yang lahir untuk menyelamatkan dunia.
Natal ini, mari kita membawa harapan ke Betlehem, baik dalam arti harfiah maupun simbolis. Berdoalah untuk perdamaian di tanah suci itu. Tetapi lebih dari itu, jadilah pembawa damai di sekitar kita. Jadikan hati kita tempat di mana orang lain dapat menemukan harapan dan cinta.
Betlehem mengingatkan kita bahwa damai bukanlah sesuatu yang terjadi begitu saja. Damai adalah hasil dari pilihan-pilihan kecil untuk mengasihi, bahkan ketika itu sulit. Natal mengajak kita untuk membuat pilihan-pilihan itu setiap hari.
Ketika kita memandang palungan, kita diingatkan bahwa Sang Bayi Natal tidak datang untuk meraih kekuasaan duniawi. Ia datang untuk memberi damai yang melampaui segala akal. Damai itu hanya dapat kita terima jika kita bersedia melepaskan ego kita.
Natal adalah panggilan untuk kembali kepada esensi hidup: mencintai Tuhan dan sesama. Nafsu telah menghancurkan dunia, tetapi cinta dapat memulihkannya. Cinta yang dimulai di Betlehem, lebih dari dua ribu tahun yang lalu.
Ayolah ke Betlehem, bukan hanya dengan langkah kaki, tetapi dengan hati. Betlehem mengundang kita untuk menemukan kembali makna sejati Natal: pengorbanan, kesederhanaan, dan cinta.
Mari tinggalkan ego di belakang dan berjalan menuju cahaya bintang itu. Di sana, di palungan kecil, kita akan menemukan damai yang sejati. Damai yang ditawarkan kepada semua orang, tanpa kecuali.
Natal ini, jadilah Betlehem bagi dunia. Jadilah tempat di mana cinta lahir kembali, melampaui ego dan kebencian. Hanya dengan begitu, dunia akan benar-benar mengalami makna Natal yang sesungguhnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H