Angin membawa kabar tentangmu yang kini bahagia,
Aku tersenyum, meski hati ini terasa seperti luka.
Aku tahu, kau tak pernah melihatku sebagaimana aku,
Namun aku tetap menyimpan hangatnya senyummu.
Maaf, aku cuma numpang lewat di ingatanmu yang fana.
Aku adalah musim gugur, dan kau musim semi,
Aku tak pernah bisa menjadi bagian dari harmoni.
Aku mencoba tetap ada, meski aku tahu tak berarti,
Namun hatimu sudah lama tak peduli lagi.
Maaf, aku cuma daun kering yang gugur di bawah kakimu.
Mungkin esok aku akan pergi tanpa jejak lagi,
Namun aku akan membawa cerita ini hingga mati.
Aku tak menyesal pernah mencintaimu yang sunyi,
Meski kau tak pernah ingin aku hadir di sisi.
Maaf, aku cuma bintang jatuh yang kau abaikan.
Kata-kata ini adalah perpisahan terakhir yang kuucap,
Karena aku tahu, hatimu bukanlah tempatku menetap.
Aku melangkah pergi, meninggalkan bayangan semu,
Mencari tempat di mana aku bisa merasa utuh.
Maaf, aku cuma numpang lewat di samudera waktumu.
Jika rindu ini bisa berubah menjadi doa yang suci,
Maka aku akan memohon agar kau selalu damai di hati.
Aku tak lagi berharap menjadi bagian dari hidupmu,
Hanya ingin kau bahagia, meski tanpaku di sisimu.
Maaf, aku cuma numpang lewat di altar harapan ini.
Aku telah belajar, bahwa mencintai tak harus memiliki,
Bahwa bahagia kadang berarti harus pergi.
Aku melihat dirimu menjadi purnama yang indah,
Meski aku adalah malam tanpa bintang yang resah.
Maaf, aku cuma penonton dalam panggung ceritamu.
Aku berhenti bertanya apakah aku pernah berarti,
Karena jawaban itu tak lagi penting kini.
Aku belajar melangkah tanpa bayangmu di belakang,
Meski perih ini akan bertahan cukup panjang.
Maaf, aku cuma angin yang berbisik lalu menghilang.
Kini aku berjalan ke arah lain, jauh dari jalurmu,
Mencari cahaya baru di langit yang tak sama denganmu.
Aku tak lagi menoleh, karena hatiku telah paham,
Bahwa aku tak pernah benar-benar kau genggam.
Maaf, aku cuma cerita yang tak selesai di hidupmu.
Namun jika takdir membawa kita bertemu lagi nanti,
Aku akan tetap tersenyum, meski hati ini tak berisi.
Aku tak ingin menjadi luka yang kembali menghantui,
Hanya ingin menjadi kenangan yang kau simpan dalam damai hati.
Maaf, aku cuma numpang lewat, mencintai tanpa pamrih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H