Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Petisi Digital : Saluran Baru bagi Aspirasi Rakyat

20 Desember 2024   14:52 Diperbarui: 20 Desember 2024   15:07 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fenomena Petisi Digital: Perspektif Multidimensi

Era digital telah membawa banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat, termasuk dalam cara menyuarakan aspirasi dan memperjuangkan keadilan. Salah satu fenomena yang kini menjadi bagian penting dari kehidupan bermasyarakat adalah petisi digital. Dari isu sosial hingga politik, petisi digital kerap menjadi alat efektif dalam menyampaikan tuntutan atau memperjuangkan perubahan. Namun, fenomena ini juga menimbulkan sejumlah tantangan dan dilema yang perlu dipahami secara multidimensi.

1. Perspektif Sosial dan Budaya

Media sosial telah merombak cara masyarakat berkomunikasi dan berinteraksi. Suara yang sebelumnya hanya bergaung di lingkup kecil kini dapat menggema luas di ruang publik digital. Media sosial menjadi ruang solidaritas baru yang memungkinkan individu atau kelompok untuk bersatu memperjuangkan isu-isu tertentu.

Misalnya, desakan warga Wadas untuk menolak eksploitasi tambang berhasil memanfaatkan kekuatan solidaritas digital. Gerakan ini mencuri perhatian nasional karena berhasil memobilisasi dukungan luas melalui media sosial. Namun, budaya "viralitas" yang mengiringi media sosial juga membawa dampak negatif. Isu-isu yang tidak berhasil viral sering kali dianggap tidak penting, meski memiliki urgensi tinggi.

Solidaritas digital ini juga mencerminkan perubahan budaya masyarakat dalam menyuarakan pendapat. Di sisi lain, ada tantangan untuk menjaga keberlanjutan gerakan sosial agar tidak hanya berfokus pada popularitas semata. Platform petisi digital yang lebih terorganisir dapat menjadi solusi untuk memastikan semua suara dapat tersampaikan, tidak hanya yang viral.

2. Perspektif Hukum dan Hak Asasi

Dalam sistem hukum yang terkadang lamban atau tidak responsif, petisi digital menjadi jalan keluar bagi masyarakat untuk menyuarakan keadilan. Contoh yang mencolok adalah kasus Baiq Nuril, seorang perempuan yang menjadi korban ketidakadilan hukum. Petisi digital yang melibatkan jutaan tanda tangan akhirnya berhasil menekan pemerintah untuk memberikan amnesti.

Namun, penggunaan petisi digital juga memiliki sisi gelap. Di media sosial, sering terjadi fenomena "trial by social media," di mana seseorang langsung dianggap bersalah tanpa proses hukum yang adil. Hal ini dapat mengikis prinsip dasar keadilan.

Di sisi lain, petisi digital juga membutuhkan validitas data yang kuat agar tidak menjadi alat penyebar misinformasi. Transparansi dalam penanganan kasus hukum dan edukasi masyarakat tentang mekanisme formal sangat penting agar petisi digital dapat menjadi pelengkap, bukan pengganti sistem hukum.

3. Perspektif Politik dan Pemerintahan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun