Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tanpa Jejak, Tanpa Arah

20 Desember 2024   09:01 Diperbarui: 20 Desember 2024   09:01 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
berjalan di awan ( koleksi pribadi dibuat memakai Meta AI )

Tanpa Jejak, Tanpa Arah

Di dunia yang luas, aku berjalan tanpa jejak,
Tak ada arah yang jelas, hanya ruang kosong,
Langkahku bergema dalam kehampaan yang abadi,
Setiap detik yang berlalu tak meninggalkan bekas,
Apakah aku hidup atau hanya sekadar mengalir?

Langit di atasku tak memberi petunjuk apapun,
Bumi di bawahku terasa seperti awan tipis,
Aku melangkah, tapi tidak tahu kemana,
Setiap arah terasa salah, namun aku terus maju,
Tanpa jejak, tanpa arah, aku mencari arti hidup.

Jejak yang hilang, aku tidak tahu kemana pergi,
Kehidupan seakan sebuah perjalanan tanpa peta,
Setiap langkah terasa ringan, tapi hampa,
Aku bergerak tanpa tahu tujuan akhir,
Tanpa jejak, tanpa arah, aku terus mencari diri.

Waktu berlalu, namun tak ada perubahan yang nyata,
Seperti angin yang berhembus tanpa meninggalkan jejak,
Langkah-langkahku tak berarti apa-apa,
Namun aku tetap bertahan, meski tanpa arah yang pasti,
Tanpa jejak, aku mencari arti dari setiap hembusan angin.

Aku bertanya pada angin, pada langit, pada bumi,
Namun tidak ada jawaban yang datang untukku,
Kehidupan ini terasa seperti misteri tanpa ujung,
Namun aku tetap berjalan, meski tanpa petunjuk,
Tanpa jejak, tanpa arah, aku mencari kedamaian.

Kadang aku merasa hilang di antara waktu,
Mencari arah di tengah kabut yang pekat,
Namun jejakku menghilang begitu saja,
Apa yang kucari, apakah hanya fatamorgana?
Tanpa jejak, tanpa arah, aku terus mencari kebenaran.

Bumi tak memeluk langkahku dengan hangat,
Langit tak memberi ruang untukku terbang,
Aku seakan menjadi bagian dari kehampaan ini,
Tanpa arah, namun tetap melangkah,
Tanpa jejak, aku bertanya, apakah aku masih hidup?

Di setiap sudut dunia, aku melihat bayanganku,
Namun bayanganku sendiri menghilang ketika aku berpaling,
Tanpa jejak di tanah, tanpa arah di hati,
Aku berjalan tanpa tahu, apakah ini jalan yang benar,
Namun aku terus mencari, meski tak tahu apa yang kutemui.

Angin yang berhembus hanya membuatku terdiam,
Langit yang luas hanya semakin menggelap,
Aku berjalan dalam keheningan yang menyesakkan,
Setiap langkah terasa berat, namun aku tak berhenti,
Tanpa jejak, tanpa arah, aku tetap berjalan.

Aku merasa kosong di tengah keramaian dunia,
Tidak ada jejak yang bisa kutinggalkan,
Tidak ada arah yang bisa kupilih,
Namun aku tahu, aku harus melangkah,
Tanpa jejak, tanpa arah, aku masih berjuang.

Apakah ada tujuan di balik setiap langkah ini?
Atau adakah aku hanya mengikuti alur hidup tanpa makna?
Jejak yang kutinggalkan tak pernah terdeteksi,
Namun aku merasa ada sesuatu yang harus aku cari,
Tanpa jejak, tanpa arah, aku terus mencari alasan.

Bumi tak memberi petunjuk, langit seakan bisu,
Aku berjalan di antara keduanya tanpa jejak yang jelas,
Hanya keraguan yang mengikutiku setiap waktu,
Namun aku tak bisa berhenti, meski langkahku tak berarti,
Tanpa jejak, tanpa arah, aku terus mencari harapan.

Ketika malam datang, aku merasakan keheningan,
Keheningan yang terasa dalam, namun tidak memberi jawaban,
Aku merasa sendiri meski dunia ramai,
Jejakku menghilang di dalam kegelapan,
Tanpa jejak, tanpa arah, aku menatap langit mencari cahaya.

Aku terus mencari sesuatu yang hilang,
Mencari arah yang tak pernah ada,
Namun setiap langkah terasa kosong dan hampa,
Meski dunia berputar, aku tetap merasa terhenti,
Tanpa jejak, tanpa arah, aku melangkah tanpa tahu tujuan.

Di dalam keramaian, aku merasa terasing,
Tak ada jejak yang bisa kutinggalkan di bumi,
Namun aku tahu, aku harus terus berjalan,
Mencari arti dalam langkah yang tak terarah,
Tanpa jejak, tanpa arah, aku masih berjuang untuk hidup.

Langit tak memberi jawaban yang kuharapkan,
Bumi tak memberi ruang untukku tumbuh,
Namun aku tetap melangkah, meski tak ada petunjuk,
Aku berjalan di atas jalan yang tak jelas ujungnya,
Tanpa jejak, tanpa arah, aku menemukan kekuatan.

Kadang aku merasa bingung, apakah aku tersesat,
Namun setiap langkah yang kuambil tetap berharga,
Meski tanpa jejak, tanpa arah yang jelas,
Aku tahu bahwa aku masih bisa memilih,
Tanpa jejak, tanpa arah, aku terus maju.

Aku bukanlah orang yang tahu apa yang akan datang,
Namun aku tahu bahwa aku harus terus bergerak,
Jejakku mungkin hilang, arahku mungkin kabur,
Namun ada sesuatu dalam diriku yang menuntutku untuk berjalan,
Tanpa jejak, tanpa arah, aku tetap melangkah.

Mungkin aku tidak akan pernah menemukan tujuan,
Namun aku tahu, perjalanan ini tidak sia-sia,
Langkahku meski tak terarah, tetap membawa aku maju,
Tanpa jejak, tanpa arah, aku merasa hidup,
Menemukan arti dalam ketidaktahuan yang mengelilingi.

Di akhir perjalanan, aku akan tahu bahwa aku sudah cukup,
Tanpa jejak, tanpa arah, aku tetap menjalani hidup,
Karena perjalanan itu sendiri yang mengajari aku,
Bahwa meski tidak ada petunjuk, aku tetap bisa bertahan,
Tanpa jejak, tanpa arah, aku adalah diriku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun