Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kajian Filsafat tentang Akal-Budi, Jiwa dan Roh dalam Memahami Konsep Ketuhanan

16 Desember 2024   14:22 Diperbarui: 16 Desember 2024   14:22 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Akal Budi (dibuat memakai DALL-E OpenAI)

Flsafat, baik dalam konteks metafisik maupun etika, mencoba memberikan penjelasan rasional tentang Tuhan. Thomas Aquinas, seorang filsuf Kristen, berpendapat bahwa akal budi manusia dapat membuktikan adanya Tuhan melalui argumen-argumen filosofis, seperti argumen kausalitas yang mengatakan bahwa setiap sebab harus ada penyebab yang lebih tinggi. Spinoza memperkenalkan pandangan tentang Tuhan sebagai "substance" yang ada di segala tempat dan manifestasi-Nya ada dalam segala aspek kehidupan.

Kesatuan Akal Budi, Jiwa, Roh, dan Konsep Ketuhanan: Sebuah Pandangan Holistik

Dalam pandangan holistik, akal budi, jiwa, roh, dan konsep ketuhanan membentuk kesatuan yang tidak terpisahkan dalam pemahaman eksistensi manusia. Akal budi memberi kita kemampuan untuk memahami dunia fisik dan moral, namun ia memerlukan arahan dari jiwa yang terhubung dengan aspek spiritual kita. Roh adalah kekuatan transendental yang membimbing jiwa menuju kesatuan dengan Tuhan, yang dalam banyak tradisi agama dianggap sebagai tujuan tertinggi kehidupan manusia.

Kehidupan rohani tidak hanya mengenai pencarian ilmu atau pengetahuan rasional, tetapi juga menyangkut pencarian akan makna yang lebih dalam, makna yang mengarah pada pemahaman tentang Tuhan dan hubungan manusia dengan alam semesta. Oleh karena itu, filsafat dan agama bekerja bersama untuk menjawab pertanyaan mendalam tentang eksistensi dan tujuan hidup manusia.

Penutup

Kesatuan akal budi, jiwa, roh, dan konsep ketuhanan memberikan pandangan yang lebih lengkap tentang kehidupan manusia. Dalam memahami diri kita, kita tidak hanya menggunakan akal budi untuk berpikir logis, tetapi juga jiwa dan roh untuk merasakan dan berhubungan dengan dimensi yang lebih tinggi. Melalui ajaran filsafat dan agama, manusia dapat menemukan arah dan makna yang lebih dalam dalam perjalanan hidupnya. Dalam dunia yang semakin kompleks ini, refleksi tentang kesatuan ini menjadi lebih relevan, membantu kita mencapai keseimbangan antara rasionalitas dan spiritualitas, serta pemahaman yang lebih luas tentang eksistensi kita sebagai makhluk transendental.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun