Diam, hanya itu yang bisa kupersembahkan,
Ketika kata-kata tak lagi bisa ditemukan.
Di ruang kosong, aku merenung,
Tunggu waktu yang tak kunjung datang,
Diam, hanya itu yang bisa kuhadirkan.
Bisu, mungkin begitu yang harus kuterima,
Ketika dunia tak ingin mendengar.
Hatiku terbelenggu dalam hening,
Tak ada yang mengerti apa yang kurasakan,
Bisu, hanya itu yang bisa kuhadapi.
Diam, hanya itu yang bisa menenangkan,
Saat hati terombang-ambing oleh angin.
Perlahan segala luka menghilang,
Namun rasa itu tetap tinggal dalam diam,
Diam, hanya itu yang bisa kulakukan.
Bisu, mungkin begitu yang harus kujalani,
Dalam keheningan yang menyelimuti.
Rasa ingin berbicara begitu kuat,
Namun tak ada suara yang keluar,
Bisu, hanya itu yang bisa kuhadapi.
Diam, hanya itu yang bisa mengerti,
Saat dunia seakan melupakan.
Mata menatap tanpa melihat,
Kata-kata terhenti di bibir,
Diam, hanya itu yang bisa kujalani.
Bisu, mungkin begitu yang harus kuterima,
Ketika segala yang ada tak bisa dipahami.
Mencari makna dalam kesunyian,
Namun hanya kehampaan yang ada,
Bisu, hanya itu yang bisa menguasai.
Diam, hanya itu yang bisa mengiringi,
Langkah-langkah yang tak menentu.
Dalam kesendirian, aku berjalan,
Mencari jalan di tengah kabut,
Diam, hanya itu yang bisa menuntun.
Bisu, mungkin begitu yang harus kukenali,
Saat kata tak cukup untuk menjelaskan.
Berkali-kali aku mencoba berbicara,
Namun mulutku terkunci rapat,
Bisu, hanya itu yang bisa kujalani.
Diam, hanya itu yang bisa menyembuhkan,
Saat luka-luka dalam jiwa memanggil.
Rasa sakit terpendam tanpa suara,
Berharap waktu akan membawa jawab,
Diam, hanya itu yang bisa meredakan.
Bisu, mungkin begitu yang harus kutinggalkan,
Namun hati terus bergelora.
Ada banyak hal yang ingin diungkap,
Namun lidah terasa terikat,
Bisu, hanya itu yang bisa menemani.