Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mengapa Mimpi Sering Menjadi "Korban Eksploitasi" dalam Puisi?

15 Desember 2024   13:15 Diperbarui: 15 Desember 2024   13:15 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
5 Lessons (Sumber : Tiny Buddha)

11. Mimpi sebagai Cermin Universal dalam Puisi Modern

Apa yang membuat mimpi begitu menarik adalah sifatnya yang universal. Setiap orang bermimpi, dan mimpi sering kali menyentuh emosi mendalam yang sulit dijelaskan. Penyair menggunakan mimpi untuk menyampaikan hal-hal yang sulit dijangkau oleh bahasa biasa.

Dalam puisi modern, mimpi tidak hanya menjadi inspirasi estetis tetapi juga alat kritik sosial. Penyair seperti Pablo Neruda menggunakan mimpi untuk menyampaikan kegelisahan terhadap kondisi sosial-politik. Dalam puisinya, mimpi sering kali menjadi simbol harapan atau perlawanan terhadap penindasan.

Kesimpulan: Mimpi dalam Puisi yang Tak Pernah Usai

Mimpi dalam puisi bukan hanya sekadar cerminan dari kehidupan manusia yang penuh dengan harapan dan keinginan, tetapi juga ruang untuk mengkritisi kenyataan yang ada. Dari mimpi sebagai simbol harapan hingga mimpi yang digunakan untuk mengeksplorasi ketidakadilan sosial, mimpi memberikan para penyair alat yang luar biasa untuk menciptakan karya yang lebih dalam dan penuh makna.

Dengan sifatnya yang bebas dari batasan kenyataan, mimpi terus menjadi inspirasi tanpa henti, menggugah perasaan, dan mengajak pembaca untuk melihat dunia melalui lensa imajinasi yang tak terbatas. Dalam puisi, mimpi bukan hanya tentang tidur, tetapi tentang bagaimana kita memimpikan kehidupan yang lebih baik, lebih indah, dan lebih adil. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun