Bahwa umur hanyalah goresan di kalender,
Yang tak pernah bisa mengukur jiwa yang terus membakar.
Dan ia, dengan kampaknya yang sederhana,
Mengajari dunia bahwa hidup adalah tentang asa.
Di tengah hutan sunyi, ia terus bekerja,
Dengan irama kampak yang tak pernah salah.
Setiap tebasan memecah keheningan,
Menggemakan tekad yang tak pernah pudar.
Daun-daun gugur, menyaksikan perjalanannya,
Seperti usia yang jatuh, tak merubah jiwanya.
Ia berdiri tegap meski waktu melambat,
Menerima hidup tanpa mengeluh sesaat.
Anak-anak kecil yang melewati jalan,
Melihat sang kakek dengan kagum tak tertahan.
Mereka belajar, bahwa usia bukan alasan,
Untuk berhenti memberi arti dalam kehidupan.
Dalam senja merah yang melukis langit,
Bayangan kakek berpadu dengan alam yang megah.
Ia adalah bagian dari harmoni waktu,
Sebuah kisah yang tak lapuk oleh musim yang lalu.
Dan saat malam datang memeluk bumi,
Ia pulang dengan hati penuh damai sejati.
Kampaknya diam, namun semangat tetap bernyala,
Menguatkan pesan, bahwa umur hanyalah angka.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI