Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Beringin Tua Penjaga Waktu

9 Desember 2024   18:25 Diperbarui: 9 Desember 2024   18:25 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beringin Tua, Koleksi Rudi Sinaba (dibuat dengan bantuan DALL-E Open AI)

Kau beringin tua, saksi sejarah,
Mengabadikan jejak dengan sabar dan pasrah,
Setiap helai daunmu menyimpan kisah,
Tentang dunia yang terus berubah arah.

Elegi ini adalah doa bagi dirimu,
Yang tetap memeluk bumi yang pilu,
Beringin tua, penjaga waktu,
Semoga kau tak pernah jatuh membisu.

 Kau tahu rahasia hujan dan angin,
Menyimpan kenangan dalam akar yang dingin,
Namun manusia tak lagi mengerti,
Menghancurkan tanah, meninggalkan janji.

Dalam bayangmu, ada keheningan,
Simbol keteguhan dan keabadian,
Namun kini, siapa yang peduli?
Kau berdiri sendiri, menjaga bumi.

Penjaga waktu, kau terus bertahan,
Meski dunia penuh kehancuran,
Akar-akar itu tetap memeluk,
Tanah yang retak dalam waktu yang gelap.

 Oh, beringin tua, penjaga yang sunyi,
Dalam diammu ada hikmah yang tersembunyi,
Tentang perjalanan yang harus diterima,
Meski dunia semakin terluka.

 Waktu berlalu, namun kau tetap tegak,
Menjadi saksi kisah yang berjejak,
Namun dunia melupakan keberadaanmu,
Hanya menatap ke depan tanpa mengenalmu.

Kau adalah simbol kebijaksanaan,
Tentang hidup yang penuh kesabaran,
Namun rantingmu kini hanya menyentuh luka,
Di bumi yang kehilangan cinta.

Beringin tua, penjaga waktu yang setia,
Mengajarkan arti hidup yang tak sia-sia,
Namun siapa yang mendengar kisahmu?
Manusia sibuk mengejar masa depannya semu.

Di akhir bait, kau tetap berdiri,
Melawan waktu yang tak pernah berhenti,
Beringin tua, penjaga yang abadi,
Semoga dunia mengingatmu kembali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun