Di ujung malam yang menatap senyap,
Kita bertemu dalam bayangan yang rapuh,
Langit menangis dengan rintik gerimis,
Menyusun kisah dalam jejak waktu.
Kau dan aku, dua makhluk yang lelah,
Berjalan di lorong tanpa tujuan,
Ada kenangan menggenggam tangan kita,
Ada bisu yang berbicara tanpa suara.
Kita pernah menulis cerita di bawah rembulan,
Bersandar pada tiang harapan yang rapuh,
Namun waktu memaksa pena berhenti,
Menyudahi setiap huruf dengan akhir yang tak terelakkan.
Episode ini, episode yang terakhir,
Kisah kita bertemu di sini, di ambang senja,
Saat langkah beradu dengan keheningan,
Dan janji tenggelam bersama bayang-bayang.
Kau memeluk angin untuk mengusir dingin,
Sementara aku menatap ujung jalan,
Sisa-sisa langkah yang pernah kita tapaki,
Kini tinggal debu yang ditiup ombak.
Kita adalah dua mata yang saling berpaling,
Menyusun kata dalam kesepian yang sama,
Kita adalah dua hati yang mengerti,
Bahwa perpisahan adalah takdir tanpa naskah.
Setiap kenangan adalah episode yang berulang,
Menyanyikan lagu yang tak pernah selesai,
Seperti riak air di danau yang sunyi,
Bergemuruh tanpa tahu harus ke mana.
Kita pernah berdua, memandangi bintang,
Berjanji untuk tak akan lelah,
Namun janji itu kini tertutup senja,
Hancur bersama langkah yang meredup.
Ada yang harus pergi, ada yang harus tetap,
Di ambang keheningan ini kita sadar,
Bahwa waktu adalah episode yang tak bisa kita ubah,
Hanya bisa kita jalani hingga tirai menutup.
Kau adalah warna yang pernah menghiasi hidupku,
Kau adalah lagu yang pernah bergema dalam jantungku,
Namun semua itu kini adalah kenangan,
Episode terakhir dalam riwayat kita.
Kita telah berjuang, namun tak bisa melawan,
Seperti angin yang berhembus tanpa suara,
Menerpa harapan hingga patah,
Dan kita hanyalah penonton dari akhir cerita.
Senja merunduk, membiarkan kita terbenam,
Dalam diam yang tak bertuan,
Kita berdiri tanpa kata,
Tanpa perlawanan, tanpa penyesalan.
Kita biarkan langkah ini terhenti,
Di perbatasan antara mimpi dan kenyataan,
Dan episode ini, dengan segala kepedihannya,
Menjadi simbol dari perpisahan yang tak terucapkan.
Kau tak lagi ada di hadapanku,
Hanya bayangan yang bersembunyi di balik cahaya,
Namun hatiku tak akan pernah lupa,
Tentang semua yang telah kita bagi.
Kisah ini tak akan pernah benar-benar berakhir,
Karena kenangan adalah takdir yang tetap hidup,
Dan meski kita berpisah,
Episode ini akan tetap menjadi milik kita.
Kau dengan jalanmu, aku dengan jalanku,
Masing-masing membawa luka dan harapan,
Namun pada akhirnya, kita sadar,
Bahwa akhir adalah awal dari semua.
Kita tutup buku ini dengan penuh rasa,
Memeluk kenangan tanpa menangis,
Dan meski langkah tak akan bersatu lagi,
Kita tetap bisa berdamai dengan waktu.
Episode ini telah berakhir,
Namun kisah kita tetap terukir dalam hati,
Seperti jejak yang tak pernah hilang,
Meski langkah sudah berhenti berpijak.
Selamat tinggal, wahai kenangan,
Selamat tinggal, wahai senyum yang dulu abadi,
Episode Terakhir ini adalah akhir dari perjalanan,
Namun juga langkah awal untuk memahami diri.
Kau dan aku akan terus berjalan,
Di jalan kita masing-masing,
Dengan bayang-bayang yang tak bisa dilupakan,
Dan dengan episode yang selalu mengajarkan makna.
Kita pernah berlayar berdua,
Mengayun sampan di danau impian,
Di bawah senyum lembut senja,
Melukis kenangan tanpa batas waktu.
Namun sampan itu kini,
Terombang-ambing tanpa tujuan,
Menyisakan jejak kenangan,
Di danau sunyi yang tak berakhir.
Jiwaku hanyut di danau itu,
Melayang bersama angin dan gelombang,
Di antara kenangan yang beriak lembut,
Tenggelam bersama episode terakhir yang penuh memori.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI