Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Episode Terakhir

9 Desember 2024   01:50 Diperbarui: 9 Desember 2024   02:04 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sepasang Kekasih, Koleksi Rudi Sinaba, dibuat dengan bantuan DALL-E  OpenAI

Kita telah berjuang, namun tak bisa melawan,
Seperti angin yang berhembus tanpa suara,
Menerpa harapan hingga patah,
Dan kita hanyalah penonton dari akhir cerita.

Senja merunduk, membiarkan kita terbenam,
Dalam diam yang tak bertuan,
Kita berdiri tanpa kata,
Tanpa perlawanan, tanpa penyesalan.

Kita biarkan langkah ini terhenti,
Di perbatasan antara mimpi dan kenyataan,
Dan episode ini, dengan segala kepedihannya,
Menjadi simbol dari perpisahan yang tak terucapkan.

Kau tak lagi ada di hadapanku,
Hanya bayangan yang bersembunyi di balik cahaya,
Namun hatiku tak akan pernah lupa,
Tentang semua yang telah kita bagi.

Kisah ini tak akan pernah benar-benar berakhir,
Karena kenangan adalah takdir yang tetap hidup,
Dan meski kita berpisah,
Episode ini akan tetap menjadi milik kita.

Kau dengan jalanmu, aku dengan jalanku,
Masing-masing membawa luka dan harapan,
Namun pada akhirnya, kita sadar,
Bahwa akhir adalah awal dari semua.

Kita tutup buku ini dengan penuh rasa,
Memeluk kenangan tanpa menangis,
Dan meski langkah tak akan bersatu lagi,
Kita tetap bisa berdamai dengan waktu.

Episode ini telah berakhir,
Namun kisah kita tetap terukir dalam hati,
Seperti jejak yang tak pernah hilang,
Meski langkah sudah berhenti berpijak.

Selamat tinggal, wahai kenangan,
Selamat tinggal, wahai senyum yang dulu abadi,
Episode Terakhir ini adalah akhir dari perjalanan,
Namun juga langkah awal untuk memahami diri.

Kau dan aku akan terus berjalan,
Di jalan kita masing-masing,
Dengan bayang-bayang yang tak bisa dilupakan,
Dan dengan episode yang selalu mengajarkan makna.

Kita pernah berlayar berdua,
Mengayun sampan di danau impian,
Di bawah senyum lembut senja,
Melukis kenangan tanpa batas waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun