Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Terhina Jadi Tersanjung

7 Desember 2024   01:17 Diperbarui: 7 Desember 2024   01:44 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sunhaji, (Sumber : About Malang)

Terhina Jadi Tersanjung

Biarlah orang berkata kau tak berguna,
Karena mereka tidak tahu nilai sejati jiwamu,
Percayalah, semua itu hanya sementara,
Karena ketabahan adalah cermin kekuatanmu.

Biarlah orang menganggapmu hina,
Karena mereka tak melihat cahaya dalam gelapmu,
Yakinlah, itu hanya kabut yang menutupi pandangannya,
Karena kejujuran akan bersinar pada waktunya.

Biarlah, lidah mereka tajam seperti pedang,
Namun hatimu tetap lembut seperti kapas,
Percayalah, badai hinaan akan berlalu,
Karena ketulusanmu takkan pernah sirna.

Biarlah, mereka menertawakan jalanmu,
Karena mereka lupa bahwa langkah kecil tetap berarti,
Yakinlah, setiap luka membentuk jalan menuju kemuliaan,
Karena kehidupan adalah guru yang bijaksana.

Biarlah, mereka mengejek pakaian lusuhmu,
Karena mereka tak melihat hatimu yang kaya,
Percayalah, kemiskinan bukanlah dosa,
Karena kebaikan adalah harta yang tak tergantikan.

Biarlah, mereka menghina rumah reyotmu,
Karena mereka hanya memuja istana semu,
Yakinlah, kehangatan cinta keluargamu tak ternilai,
Karena kebahagiaan sejati ada dalam hati yang murni.

Biarlah, mereka menjatuhkanmu dengan kata-kata,
Karena mereka tak paham makna perjuangan,
Percayalah, setiap hinaan menguatkanmu,
Karena dirimu adalah bukti keberanian.

Biarlah, mereka menutup pintu harapan,
Karena mereka tak tahu rahasia Tuhan,
Yakinlah, tiap kesulitan membawa pelajaran,
Karena waktu akan membukakan jalan terang.

Biarlah, mereka memandang rendah senyummu,
Karena mereka lupa senyuman adalah kekuatan,
Percayalah, senyummu adalah tanda kemenangan,
Karena kasih Tuhan selalu ada untukmu.

Biarlah, mereka meremehkan mimpimu,
Karena mereka tak mampu bermimpi setinggi itu,
Yakinlah, langit adalah batas yang palsu,
Karena tekadmu mampu menembus angkasa.

Biarlah, hinaan menjadi lagu pengiring langkahmu,
Karena tiap nadanya menguatkan jiwa,
Percayalah, Tuhan tak pernah meninggalkan,
Karena Dia mengerti perjuanganmu.

Biarlah, mereka berlomba merendahkanmu,
Karena hati mereka belum mengenal rasa,
Yakinlah, kebaikanmu akan menyentuh dunia,
Karena kesabaran selalu menuai cinta.

Biarlah, tangismu menjadi doa yang terdengar,
Karena tiap tetesnya mengukir harapan,
Percayalah, langit mendengar jerit hatimu,
Karena rencana indah sedang disiapkan.

Biarlah, kehinaan menjadi tempat berteduhmu,
Karena ia membangun dinding ketangguhan,
Yakinlah, kemuliaan menantimu di ujung jalan,
Karena ketekunan adalah jembatan ke arah itu.

Biarlah, dunia mengolok-olokmu hari ini,
Karena esok ia akan berbalik memelukmu,
Percayalah, tiap hinaan adalah tangga menuju puncak,
Karena kebesaran hati tak pernah sia-sia.

Biarlah, masa lalu melukiskan kekuranganmu,
Karena kini kau melangkah menuju harapan,
Yakinlah, hidup adalah kisah yang terus berubah,
Karena ketabahanmu akan menulis akhir yang indah.

Biarlah, mereka kini memanggilmu pahlawan,
Karena dulu kau bertahan tanpa dendam,
Percayalah, tiap sanjungan adalah penghargaan,
Karena ketulusanmu adalah kemenangan yang sejati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun