c. Partisipasi Publik:
 Demokrasi yang sehat memerlukan keterlibatan masyarakat dalam pembuatan kebijakan. Jrgen Habermas, seorang filsuf sosial, berpendapat bahwa diskursus publik yang rasional dan inklusif sangat penting untuk memastikan kebijakan yang diambil berorientasi pada kebaikan bersama.
5. Implikasi Politik dan Pemerintahan: Dampak Ketidakseimbangan Kebijakan dan Kebajikan
Kebijakan yang tidak berpijak pada kebajikan akan berdampak buruk pada kepercayaan publik. David Held, dalam bukunya Models of Democracy, menyatakan bahwa demokrasi yang tidak memperhatikan moralitas dalam kebijakan akan kehilangan legitimasi dan akhirnya mengalami krisis kepercayaan. Kebijakan yang tidak berbasis kebajikan juga dapat memicu instabilitas politik, karena kebijakan tersebut lebih menguntungkan kelompok tertentu dan merugikan pihak lainnya.
Kesimpulan:Â Kebijakan dan Kebajikan sebagai Pilar Pemerintahan yang Demokratis
Pemerintahan yang demokratis harus berupaya mengintegrasikan kebajikan dalam kebijakan yang diambil. Kebijakan yang berorientasi pada kebajikan akan menciptakan masyarakat yang lebih adil, sejahtera, dan berkelanjutan. Namun, tantangan besar muncul ketika kepentingan politik dan ekonomi mengabaikan prinsip moral dan nilai-nilai kebajikan. Oleh karena itu, dalam sistem demokrasi, sangat penting untuk menjaga keseimbangan antara kebijakan dan kebajikan, serta memastikan bahwa kebijakan tersebut tidak hanya menguntungkan sebagian pihak, tetapi dapat memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI