Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Berdamai dengan Duka

2 Desember 2024   17:04 Diperbarui: 2 Desember 2024   17:06 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdamai dengan Duka

Duka datang seperti hujan yang tak diundang,
Menetes perlahan, menggenang di hati,
Namun aku mencoba untuk tidak melawan,
Menerima setiap tetesnya, walau pedih.

Waktu terus berjalan, membawa segala luka,
Namun aku belajar untuk membiarkannya pergi,
Karena dalam setiap duka yang mengalir,
Tersimpan kekuatan untuk bangkit kembali.

Seperti daun yang berguguran di musim gugur,
Aku pun merelakan apa yang telah pergi,
Tapi aku tahu, setiap duka yang datang,
Adalah bagian dari hidup yang harus diterima.

Tidak ada yang bisa menghindar dari penderitaan,
Namun aku mulai mengerti bahwa duka mengajarkan ada pelangi yang datang setelah hujan,
Dan langit akan cerah kembali setelah awan mendung.

Malam yang panjang kadang membuatku lelah,
Namun aku tak lagi takut pada kegelapan,
Karena dalam duka, aku menemukan cahaya,
Cahaya yang memandu jalan kembali pulang.

Ada saatnya, air mata menjadi sahabat,
Menetes tanpa kata, tanpa suara,
Namun aku tahu, setelah hujan reda,
Aku akan menemukan kedamaian dalam diri.

Berdamai dengan duka bukan berarti melupakan,
Namun menerima kenyataan yang tak bisa diubah,
Seperti pasir yang diterpa angin,
Aku belajar untuk mengalir, mengikuti takdir.

Dalam keheningan, aku menemukan kedamaian,
Duka yang dulu menguasai, kini menjadi guru,
Mengajarkan ketabahan, menguatkan jiwa,
Bahwa hidup tak selamanya tentang kesenangan.

Aku pernah mencoba lari dari rasa sakit,
Namun kini, aku berdiri tegak di hadapannya,
Karena aku tahu, duka adalah bagian dari perjalanan,
Yang membentuk aku menjadi lebih kuat dan bijaksana.

Angin yang berhembus membawa kenangan,
Namun aku tak lagi takut terjatuh,
Karena aku sadar, setiap luka itu mendewasakan,
Dan duka hanyalah proses untuk mencapai kebahagiaan.

Aku belajar untuk memaafkan, terutama pada diri sendiri,
Menerima kekurangan yang ada,
Karena dalam duka, aku menemukan pelajaran,
Bahwa hidup bukanlah tentang kesempurnaan.

Duka mengajarkanku untuk berhenti mengeluh,
Untuk menerima, meski itu sulit,
Karena dalam setiap kepedihan yang mengiris,
Tersimpan kekuatan untuk meraih harapan.

Aku tak lagi merasa hampa dalam kesedihan,
Karena aku tahu, setiap duka adalah proses,
Yang membawa aku menuju hari-hari yang lebih baik,
Membuka pintu untuk cinta yang baru.

Berdamai dengan duka adalah menemukan kedamaian,
Tidak melawan, tetapi menerima dengan lapang dada,
Karena aku sadar, hanya dengan berdamai,
Aku bisa kembali meraih kebahagiaan yang hilang.

Mungkin duka tak akan pernah sepenuhnya pergi,
Namun aku belajar untuk hidup bersamanya,
Berdamai dengan segala rasa yang ada,
Menemukan kekuatan dalam setiap langkah baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun