Duka berkata, "Aku tak akan pergi jauh,
Di balik bahagia, aku tetap bertaut.
Tapi kini kau tahu, aku hanya teman,
Yang hadir untuk menguatkan beban."
Aku tersenyum, meski hati masih bergetar,
"Duka, kau memang tak bisa kuingkar.
Tapi hari ini, aku memilih berdamai,
Melangkah maju, tak lagi terburai."
Berdebat dengan duka, ku menangkan jiwa,
Harapan tumbuh, menghapuskan luka.
Dan meski duka tetap setia di sisi,
Aku memilih hidup dengan hati yang berani.
Kini duka hanyalah bisikan,
Bukan lagi teriakan yang menyakitkan.
Dalam perdebatan, aku temukan arti,
Bahwa duka adalah guru sejati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H