Dalam cerpen fantasi, imajinasi menjadi raja. Contohnya adalah "Bola Dunia dari Daun Rontok" karya A.S. Laksana, yang menceritakan seorang anak menemukan bola dunia ajaib yang bisa mengubah realitas. Fantasi dalam cerpen ini tak hanya memukau, tetapi juga menyelipkan pesan moral tentang konsekuensi dari setiap keputusan.
Cerpen Realis
Bagi penggemar cerita yang membumi, "Robohnya Surau Kami" karya A.A. Navis adalah contoh klasik. Kisah ini mengangkat dilema religius dan sosial melalui kehidupan sederhana seorang penjaga surau yang kehilangan relevansi dalam masyarakat modern.
Cerpen Inspiratif
Cerpen seperti "Laskar Pelangi" karya Andrea Hirata menyuguhkan kisah perjuangan anak-anak miskin yang gigih mengejar mimpi. Meski aslinya sebuah novel, bagian-bagian dari cerita ini sering diadaptasi menjadi cerpen yang menginspirasi pembaca untuk tidak menyerah menghadapi keterbatasan.
2. Menurut Panjang atau Struktur
Cerpen bisa dibedakan berdasarkan panjang dan tingkat kompleksitasnya.
Cerpen Mini (Flash Fiction)
Flash fiction adalah bentuk cerpen super singkat, sering kali hanya beberapa ratus kata, tetapi tetap mampu menyampaikan cerita utuh. Contoh menarik adalah "Cerita yang Tak Penting" karya Seno Gumira Ajidarma:
"Ia menatapnya, lalu berkata, 'Kau tahu? Aku lupa caranya mencintai.' Lalu mereka tertawa bersama, meski dalam hati, keduanya tahu itu adalah kebenaran."
Cerita ini singkat, tetapi meninggalkan kesan mendalam tentang ironi dan kompleksitas emosi manusia.
Cerpen Panjang (Long Short Story)
Sebaliknya, cerpen panjang seperti "Si Jamin dan Si Johan" karya Marah Rusli menghadirkan konflik yang lebih kompleks, seperti persaingan cinta antara dua sahabat. Cerpen ini lebih mendekati novel pendek, tetapi tetap memadatkan narasi dalam format cerpen.