Pendapat tanpa bukti sering kali menjadi akar logical fallacy. Filsuf empiris seperti David Hume menekankan pentingnya pengalaman dan bukti dalam menyusun klaim.
Contoh:
Dalam debat perubahan iklim, orang sering membuat klaim seperti, "Bumi selalu mengalami perubahan suhu, jadi perubahan iklim sekarang bukan masalah." Klaim ini mengabaikan bukti ilmiah tentang percepatan pemanasan global akibat aktivitas manusia.
Untuk menghindari fallacy ini, gunakan data dan referensi yang valid. Misalnya, tunjukkan laporan dari panel ilmiah tentang perubahan iklim (IPCC) yang berbasis pada penelitian.
4. Tetap pada Topik
Salah satu logical fallacy yang paling umum adalah red herring, yaitu mengalihkan pembahasan ke topik yang tidak relevan. Filsuf John Stuart Mill memperingatkan bahwa diskusi tanpa fokus hanya membuang waktu dan tidak akan menghasilkan solusi.
Contoh:
Dalam debat tentang pengendalian senjata, seseorang berkata, "Tapi bagaimana dengan masalah pendidikan?" Meskipun penting, itu bukan topik utama yang sedang dibahas.
5. Waspadai Bias Pribadi
Bias adalah musuh terbesar logika. Menurut Ren Descartes, kita harus selalu meragukan asumsi pribadi kita untuk menemukan kebenaran yang objektif. Bias sering kali membuat seseorang terjebak dalam confirmation bias, yaitu hanya mencari informasi yang mendukung pandangan mereka.
Contoh:
Seorang pendukung teori konspirasi mungkin mengabaikan bukti ilmiah yang bertentangan dengan keyakinannya, hanya karena lebih nyaman percaya pada teorinya.
Untuk menghindari ini, cobalah melihat argumen dari sudut pandang lawan atau pihak netral.
6. Berlatih Berpikir Kritis (Lanjutan)