Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Awasi dan Jaga

27 November 2024   02:04 Diperbarui: 27 November 2024   02:04 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awas dan Jaga

Demokrasi adalah harta kita, dan ia bukan benda yang bisa dibiarkan begitu saja. Di tangan rakyat, demokrasi menjadi sebuah janji, sebuah komitmen untuk terus mengawasi dan menjaga. Tapi apa artinya demokrasi jika kita hanya terdiam? Suara yang kita titipkan dalam pemilu bisa dengan mudah menjadi alat permainan. Janji-janji yang diucapkan sering kali hanyalah angin berlalu, hilang tanpa bekas.

Kita adalah mata dan suara demokrasi. Jangan biarkan keadilan terluka karena kelengahan kita. Hak rakyat bukan sekadar angka di atas kertas; ia adalah denyut kehidupan bangsa. Mengawasi dan menjaga tidak hanya dilakukan saat pemilu, tapi di setiap waktu, sepanjang masa.

Di balik senyum ramah dan janji manis, bisa saja tersembunyi niat buruk. Tangan-tangan yang tidak terlihat sering kali bekerja di balik layar, menyusup untuk meretas keadilan. Maka, kita harus tetap waspada, jangan cepat terbuai. Jangan pula lengah pada kepalsuan yang membalut kata-kata indah. Demokrasi tidak butuh retorika; ia butuh kerja nyata yang tulus.

Setiap langkah kekuasaan harus diawasi. Korupsi, nepotisme, dan keserakahan adalah musuh yang terus mengintai. Jika kita diam, kita bukan hanya menjadi saksi, tapi juga menjadi pelaku pengkhianatan terhadap masa depan bangsa. Persatuan adalah benteng terakhir kita. Jangan biarkan perpecahan yang sengaja ditebar melemahkan perjuangan.

Demokrasi bukan milik segelintir orang, bukan pula panggung untuk permainan kekuasaan. Ia adalah tanggung jawab kita bersama, sebuah amanah yang harus terus dijaga. Jadi, awas dan jaga---karena hanya dengan itu, kita bisa memastikan bahwa masa depan kita tetap berada di jalur yang benar.

Demokrasi yang sehat membutuhkan keberanian, terutama keberanian untuk menolak godaan yang menyesatkan. Tawaran yang tampak menguntungkan di permukaan---seperti uang, jabatan, atau fasilitas---sering kali datang dengan harga yang sangat mahal. Harga itu adalah kehancuran nilai-nilai kejujuran, pengorbanan martabat, dan hilangnya kepercayaan publik. Jika kita menyerah pada godaan ini, maka kita tidak hanya mengkhianati diri sendiri, tetapi juga melukai masa depan bangsa.

Menolak bukanlah hal mudah, terutama ketika tawaran datang dengan janji-janji manis. Tetapi inilah ujian nyata dalam menjaga demokrasi. Menolak suap, menolak menjadi bagian dari praktik curang, atau menolak ikut serta dalam pembodohan rakyat adalah bentuk keberanian yang akan menjadi teladan bagi generasi mendatang. Kita harus menunjukkan bahwa ada nilai yang lebih penting daripada keuntungan sesaat, yakni kejujuran dan integritas.

Generasi mendatang akan belajar dari apa yang kita lakukan hari ini. Jika kita menyerah pada politik uang dan isu yang memecah belah, mereka akan tumbuh dalam lingkungan yang kehilangan idealisme. Sebaliknya, jika kita menunjukkan sikap tegas melawan segala bentuk manipulasi, mereka akan belajar untuk menjadi warga negara yang cerdas. Demokrasi membutuhkan individu-individu yang mampu berpikir kritis, menilai dengan objektif, dan menolak propaganda yang mengingkari kebangsaan.

Kita harus menghindari politik yang memecah belah, baik berdasarkan agama, suku, maupun ideologi. Narasi yang membangun perpecahan tidak pernah membawa kebaikan bagi bangsa ini. Demokrasi sejati adalah ruang yang merangkul perbedaan untuk menciptakan harmoni, bukan arena untuk memperkuat konflik. Mari kita menjadi agen pemersatu, bukan penghasut. Biarkan keadilan dan persatuan menjadi pilar utama bangsa.

Selain itu, kita harus cerdas dalam menghadapi isu-isu yang dirancang untuk mengalihkan perhatian dari persoalan utama. Demokrasi kebangsaan adalah tentang memperjuangkan hak dan kesejahteraan rakyat, bukan tentang memenuhi ambisi segelintir elite. Mari kita hindari isu-isu yang menyesatkan, yang hanya mengaburkan kenyataan dan mengikis kepercayaan rakyat terhadap demokrasi. Dengan berpikir cerdas dan bertindak tegas, kita bisa menjaga demokrasi tetap hidup dan berdaya guna untuk semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun