Politik Adalah Simfoni
Politik itu indah, sehingga tercipta damai,
Seperti nada lembut biola yang mengiringi malam,
Bukan sebagai alat untuk menabur dusta yang ramai,
Yang mengacaukan harmoni dengan kebisingan kelam.
Politik itu mendidik, agar nurani terjaga,
Seperti irama piano yang membimbing keheningan,
Jangan gunakan untuk merusak jiwa bangsa,
Yang mencari melodi dalam tatanan kehidupan.
Politik itu jembatan, menghubungkan yang terpisah,
Seperti nada-nada yang saling berpadu dalam orkestra,
Agar rakyat bersatu, bukan hidup dalam resah,
Menanti harmoni yang seharusnya tercipta.
Politik itu pelayanan, mengutamakan kebaikan,
Seperti konduktor yang memimpin nada menuju harmoni,
Bukan panggung drama untuk mencari perhatian,
Yang hanya memecah keselarasan yang hakiki.
Politik itu tanggung jawab, menjaga keadilan,
Seperti simfoni megah yang tak pernah lalai akan tempo,
Agar hukum ditegakkan, bukan sekadar hiasan,
Yang hanya menjadi bunyi tanpa makna yang utuh.
Politik itu peluang, membawa perubahan nyata,
Seperti komposer yang menciptakan karya abadi,
Bukan ajang balas dendam penuh tipu daya,
Yang mencemari harmoni dengan disonansi iri.
Politik itu sinergi, merangkul setiap hati,
Seperti alat musik yang berbeda, namun saling melengkapi,
Agar harmoni tercipta, bukan luka yang abadi,
Yang memecahkan alunan menjadi nada-nada sepi.
Politik itu transparansi, membuka jalan terang,
Seperti melodi yang jernih dalam kebenaran nada,
Bukan janji semu yang akhirnya hilang,
Yang menyisakan kesunyian tanpa gema.
Politik itu kepemimpinan, berlayar menuju harapan,
Seperti maestro yang mengarahkan alunan menuju puncak,
Agar rakyat sejahtera, bukan hidup dalam tekanan,
Yang meredam suara merdu menjadi jeritan pekak.
Politik itu pengabdian, menghapus kesenjangan,
Seperti harmoni yang menyatukan nada tinggi dan rendah,
Bukan alat untuk meraup kekuasaan tanpa pandangan,
Yang menghancurkan keseimbangan yang telah terarah.