Ada yang tidak kita sadari, sepasang mata di balik awan,
Melihat segala langkah yang tertawan,
Menegur agar kita belajar bertahan,
Meski badai datang menerjang lautan.
Ada yang tidak kita sadari, sepasang mata di balik awan,
Mengintip mimpi yang hampir terlupakan,
Menegur agar kita terus berjuang,
Menyulam asa di tengah kekosongan.
Ada yang tidak kita sadari, sepasang mata di balik awan,
Melihat tangis di setiap kesunyian,
Menegur agar kita tak hanyut dalam pilu,
Karena hidup selalu menawarkan baru.
Ada yang tidak kita sadari, sepasang mata di balik awan,
Mengawasi hati yang penuh keserakahan,
Menegur agar kita kembali rendah hati,
Menyapa sesama dengan cinta sejati.
Ada yang tidak kita sadari, sepasang mata di balik awan,
Menyaksikan dusta yang menjadi kebiasaan,
Menegur agar kita tetap jujur dan benar,
Meski dunia penuh tipu daya yang kasar.
Ada yang tidak kita sadari, sepasang mata di balik awan,
Menghitung dosa yang terus bertambah,
Menegur agar kita mengakui salah,
Memohon ampun sebelum terlambat sudah.
Ada yang tidak kita sadari, sepasang mata di balik awan,
Mendengar keluh yang tak pernah usai,
Menegur agar kita bersyukur di hati,
Karena hidup adalah anugerah sejati.
Ada yang tidak kita sadari, sepasang mata di balik awan,
Melihat cinta yang mulai memudar,
Menegur agar kita menjaga ikatan,
Agar kasih tak hilang di persimpangan.
Ada yang tidak kita sadari, sepasang mata di balik awan,
Mengintip keadilan yang kita abaikan,
Menegur agar kita berpihak pada kebenaran,
Membela yang lemah tanpa alasan.
Ada yang tidak kita sadari, sepasang mata di balik awan,
Menanti saat kita sadar akan tujuan,
Menegur agar kita kembali pada jalan,
Yang penuh cahaya dan keberanian.