Di persimpangan jalan kehidupan,
Terasa berat langkah tertahan,
Ada ragu dalam keraguan,
Mundur atau terus ke depan.
Masa lalu penuh kenangan,
Namun bayangan tak selalu terang,
Adakah kekuatan untuk bertahan,
Atau menyerah dalam gelapnya malam?
Langit tak selalu biru cerah,
Kadang badai datang menyapa,
Mundur tampak seperti pilihan mudah,
Namun hati ingin terus berusaha.
Lelah jiwa meronta,
Keringat deras membasahi muka,
Jalan di depan tak tentu arah,
Namun nyali tak ingin menyerah.
Bisikan takut menggema,
Mengingat jatuh dan luka lama,
Namun di sana, di ujung yang samar,
Ada harapan yang ingin ku dekap.
Mundur atau terus melangkah,
Ke arah yang belum jelas nyata,
Kucoba merenung dalam sunyi,
Adakah jawab dalam hati ini?
Setiap jejak tinggalkan cerita,
Setiap langkah adalah doa,
Menghadapi badai dan gelombang,
Bersama angin yang tak tentu datang.
Tak kuasa ku berpaling ke belakang,
Di sana ada sesal dan tangis terpendam,
Namun juga ada pelajaran berharga,
Yang buatku mengerti arti dewasa.
Langkah kecil menuju mimpi,
Atau mundur menyimpan diri,
Ku pandang ke langit,
Seakan mencari jawaban yang sulit.
 Jatuh berkali-kali terasa perih,
Namun bangkit serasa seperti lahir,
Lebih mudah menyerah pada takut,
Namun lebih berani menghadapi ribut.
Pilihan ada di tangan,
Takdir memang sulit dipecahkan,
Tapi ku tak mau hidup dalam bayangan,
Antara mundur atau terus melangkah ke depan.
Tak selalu mudah melawan rasa,
Namun keberanian itu ada,
Meski kecil dan lemah terlihat,
Tetap ku jalani meski terengah-engah.
Di sini aku berdiri sendiri,
Menyadari luka bukan akhir,
Ada pelangi setelah hujan,
Ada sinar setelah malam kelam.
Mundur bukan berarti kalah,
Melangkah maju meski ragu,
Menandakan kuatnya hati,
Dalam menghadapi kerasnya hidup ini.
Akhirnya ku pilih melangkah,
Biarlah takdir yang berbicara,
Mundur atau terus ke depan,
Kini aku yakin pada pilihan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H