Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dimana Rasa Malumu

18 November 2024   23:52 Diperbarui: 18 November 2024   23:52 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dimana Rasa Malumu...

Dimana rasa malumu,
Sementara rakyat teriak tanpa suara,
Padahal engkau telah berjanji setia,
Menjadi pelindung, bukan penguasa buta.

Dimana rasa malumu,
Saat tanganmu meraup tanpa henti,
Padahal engkau telah menutup mata,
Pada jerit tangis negeri yang terlukai.

Dimana rasa kasihmu,
Ketika anak-anak tidur lapar,
Padahal engkau telah hidup mewah,
Di istana gemerlap penuh hiasan pasar.

Dimana rasa malumu,
Ketika bumi diperkosa rakusnya tambang,
Padahal engkau telah menandatangani,
Perjanjian yang merusak tanah nenek moyang.

Dimana rasa kasihmu,
Melihat petani tercekik harga pupuk,
Padahal engkau telah memberi janji,
Bertumpu pada kemakmuran rakyat yang luruh.

Dimana rasa malumu,
Saat korupsi menjadi budaya,
Padahal engkau telah berdiri tegak,
Di mimbar suci membawa suara.

Dimana rasa kasihmu,
Kepada guru yang berjuang tanpa pamrih,
Padahal engkau telah menyimpan,
Dana pendidikan dalam kantong pribadimu.

Dimana rasa malumu,
Saat rakyat kecil menunggu,
Padahal engkau telah merenggut,
Hak-hak mereka demi kepentinganmu.

Dimana rasa kasihmu,
Ketika ibu menangis di tengah malam,
Padahal engkau telah melihat,
Rumahnya runtuh tanpa bantuan datang.

Dimana rasa malumu,
Di hadapan pengadilan rakyat,
Padahal engkau telah mencuri terang-terangan,
Dan hanya tersenyum di balik selamat.

Dimana rasa kasihmu,
Saat tangan-tangan kecil menengadah,
Padahal engkau telah berlimpah harta,
Namun tak sepeserpun mengalir pada mereka.

Dimana rasa malumu,
Ketika negeri ini tenggelam dalam hutang,
Padahal engkau telah menandatangani,
Banyak janji yang kau abaikan.

Dimana rasa kasihmu,
Saat petugas medis berjuang tanpa alat,
Padahal engkau telah berpesta pora,
Di atas penderitaan yang tak terselamatkan.

Dimana rasa malumu,
Saat rakyat memanggilmu pemimpin,
Padahal engkau telah menjadi tuan,
Yang tak peduli pada jerit tangis mereka.

Dimana rasa malumu,
Kau katakan jangan lakukan, ternyata engkau sendiri pelakunya,
Padahal engkau telah bersumpah setia,
Menjaga amanah, bukan mencurinya.

Dimana rasa malumu,
Kau berpura-pura jadi pahlawan bagi bangsa,
Padahal engkau telah meraup harta,
Mengkhianati rakyat yang berharap keadilan nyata.

Dimana rasa kasihmu,
Untuk negeri yang kau pimpin hari ini,
Padahal engkau telah mengkhianati,
Janji suci kepada ibu pertiwi.

Engkau yang berdiri di puncak tertinggi,
Tak sadarkah luka yang kau beri?
Dimana rasa malumu? Dimana kasihmu?
Saat negeri ini menangis, memanggil namamu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun