Malumu...
Dimana RasaDimana rasa malumu,
Sementara rakyat teriak tanpa suara,
Padahal engkau telah berjanji setia,
Menjadi pelindung, bukan penguasa buta.
Dimana rasa malumu,
Saat tanganmu meraup tanpa henti,
Padahal engkau telah menutup mata,
Pada jerit tangis negeri yang terlukai.
Dimana rasa kasihmu,
Ketika anak-anak tidur lapar,
Padahal engkau telah hidup mewah,
Di istana gemerlap penuh hiasan pasar.
Dimana rasa malumu,
Ketika bumi diperkosa rakusnya tambang,
Padahal engkau telah menandatangani,
Perjanjian yang merusak tanah nenek moyang.
Dimana rasa kasihmu,
Melihat petani tercekik harga pupuk,
Padahal engkau telah memberi janji,
Bertumpu pada kemakmuran rakyat yang luruh.
Dimana rasa malumu,
Saat korupsi menjadi budaya,
Padahal engkau telah berdiri tegak,
Di mimbar suci membawa suara.
Dimana rasa kasihmu,
Kepada guru yang berjuang tanpa pamrih,
Padahal engkau telah menyimpan,
Dana pendidikan dalam kantong pribadimu.
Dimana rasa malumu,
Saat rakyat kecil menunggu,
Padahal engkau telah merenggut,
Hak-hak mereka demi kepentinganmu.
Dimana rasa kasihmu,
Ketika ibu menangis di tengah malam,
Padahal engkau telah melihat,
Rumahnya runtuh tanpa bantuan datang.
Dimana rasa malumu,
Di hadapan pengadilan rakyat,
Padahal engkau telah mencuri terang-terangan,
Dan hanya tersenyum di balik selamat.