Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dermaga Terakhir

18 November 2024   17:59 Diperbarui: 18 November 2024   18:03 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Angin lembut menyapa pagi,Layar terkembang di lautan sepi,Kapal kecil berlayar lagi,
Mengikuti arus tanpa henti.

Ombak bergulung menyapa lambung,
Gemericik air jadi teman sejati,
Di samudra luas yang tak berujung,
Berlayar jauh, mengarungi mimpi.

Terik mentari menghangatkan jiwa,
Tawa dan tangis menghias layar,
Setiap pelabuhan menjadi cerita,
Menorehkan luka dan juga gairah.

Terkadang badai datang menerjang,
Menghempas kapal, menguji arah,
Namun nahkoda takkan menyerah,
Berjuang keras melawan gelombang.

Ada saat tenang membelai malam,
Bintang bertabur, bulan bersinar,
Kapal berlabuh sejenak diam,
Menikmati damai di angkasa besar.

Di balik kabut, terbayang pelabuhan,
Tempat istirahat dari segala letih,
Namun dermaga masih jauh di pandangan,
Perjalanan panjang belumlah usai.

Setiap jejak angin yang menyusur,
Adalah kisah yang terukir di layar,
Menjadi pelajaran, menjadi guru,
Mengiringi langkah dalam perjalanan.

Kapal melaju menembus waktu,
Melewati musim, menggapai angan,
Namun setiap layar yang berkibar itu,
Kian merasakan usia yang perlahan.

Terdengar bisik pelaut senja,
Mengisahkan tentang dermaga terakhir,
Tempat akhir semua cerita,
Yang tak seorang pun dapat elakkan.

Di ujung cakrawala yang memudar,
Di sana dermaga terakhir menanti,
Kapal pun tahu, suatu saat nanti,
Kan tiba saatnya kembali bersandar.

Waktu terus berjalan tanpa kompromi,
Menuntun kapal menuju takdir,
Sementara nahkoda tak henti mencari,
Arah yang tepat menuju akhir.

Terasa riak riang yang dulu,
Kini berganti dengan rasa rindu,
Pada dermaga, rumah terakhir,
Di mana semua penantian berakhir.

Kini kapal berlayar perlahan,
Menghitung detik menuju dermaga,
Menatap laut dalam kesyahduan,
Mengenang jejak-jejak yang telah ada.

Sampai akhirnya, di senja yang temaram,
Kapal pun tiba di pelabuhan abadi,
Dermaga terakhir, tempat kedamaian,
Tempat segala cerita berhenti.

Di sana, laut berbisik lembut,
Menyambut kapal yang letih dan sunyi,
Dermaga terakhir jadi tempat berpulang,
Perjalanan hidup kini terhenti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun