Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kantong Kosong Tak Nyaring Bunyinya

18 November 2024   11:37 Diperbarui: 18 November 2024   11:38 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kantong Kosong Tak Nyaring Bunyinya

Kantong kosong tak nyaring bunyinya,
Berjalan pelan, menunduk menahan lara,
Di saku celana yang mengerut hampa,
Tak ada suara, hanya angin yang lewat sekejap saja.

Langkah berat menyusuri jalan,
Di antara keramaian yang tak memperhatikan,
Di sudut kota yang gemerlap dan megah,
Ia terdiam, terseok dalam peluh dan pasrah.

Tak ada koin berjatuhan berdering,
Tak ada dompet yang menggembung penuh,
Hanya doa yang lirih terucap di bibir,
Agar esok membawa seberkas harapan baru.

Kantong kosong, saksi cerita panjang,
Tentang kerja keras yang tak sebanding hasil,
Tentang mimpi-mimpi yang tertahan di ujung senja,
Menunggu fajar yang membawa rezeki di tangan.


Meski tak nyaring bunyinya,
Kantong kosong menyimpan seribu cerita,
Keringat yang mengalir deras,
Mengukir harapan di tengah derita dan cemas.

Tak ada yang tahu perih di dalam hati,
Ketika kantong kosong dan perut menjerit,
Hanya senyum yang dipaksakan sebagai topeng,
Di hadapan dunia yang tak ingin peduli.

Tapi kantong kosong bukan tanda menyerah,
Ia adalah ruang untuk harapan dan doa,
Tempat mimpi-mimpi sederhana bertumbuh,
Walau perlahan, tetap yakin tak pernah runtuh.

Di balik diamnya, ada tekad yang membara,
Meski langkahnya tertatih di jalan yang berat,
Kantong kosong ini bukan akhir cerita,
Ia adalah awal dari perjuangan yang tak kenal lelah.

Hidup mungkin keras dan penuh cobaan,
Kantong kosong mengajarkan kesabaran,
Bahwa harta tak selamanya jadi ukuran,
Kadang ketulusan lebih bernilai daripada keberuntungan.

Bukan isi kantong yang membuat kita berarti,
Tapi usaha tanpa henti di balik mimpi,
Ketika harapan tak lagi tampak di depan mata,
Kantong kosong adalah ruang doa yang tak terduga.

Ia mungkin tak punya, tapi ia tetap berusaha,
Tak meminta iba, tak merengek pada nasib,
Karena ia tahu, dalam kesederhanaan,
Ada kebanggaan yang tak bisa dibeli dengan uang.

Kantong kosong ini mungkin tak nyaring bunyinya,
Tapi isinya lebih berharga dari koin atau rupiah,
Ada mimpi, tekad, dan cinta yang tulus,
Yang tak pernah pudar, meski malam semakin pekat.

Di ujung jalan, ia terus melangkah,
Menghadapi nasib tanpa rasa lelah,
Kantong kosong ini, saksi perjalanan,
Tentang seorang pejuang yang tak pernah berhenti berharap.

Mungkin suatu hari nanti, kantong ini akan terisi,
Bukan hanya dengan uang, tapi dengan kebahagiaan,
Karena ia tahu, keberhasilan tak datang seketika,
Tapi tumbuh dari setiap langkah yang penuh keyakinan.

Kantong kosong tak nyaring bunyinya,
Namun di dalamnya, ada kekuatan yang tersembunyi,
Kisah seorang yang tak gentar melawan dunia,
Mengubah mimpi menjadi nyata, meski perlahan tapi pasti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun