Mohon tunggu...
Rudi Sinaba
Rudi Sinaba Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat - Jurnalis

Alamat Jln. Tj, Jepara No.22 Kota Luwuk Kab. Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tersesat di Alam Maya

14 November 2024   19:34 Diperbarui: 14 November 2024   19:41 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tersesat di Alam Maya

Jangan biarkan dirimu terlena,
Dengan gemerlap cahaya di layar kaca,
Dunia maya seakan sempurna,
Namun sering kali penuh tipu muslihat dan dusta.

Jangan biarkan dirimu terbuai,
Oleh pujian kosong dan puja-puji fana,
Di balik layar ada sejuta wajah palsu,
Yang hanya ingin menjerat jiwa yang lemah tak berdaya.

Jangan biarkan dirimu terhanyut,
Oleh segala yang tampak indah dan gemerlap,
Senyuman virtual tak selalu tulus,
Sering tersembunyi niat jahat yang hendak meraup laba.

Jangan biarkan dirimu tertipu, oo
Oleh janji manis yang tersebar luas,
Dunia maya sering menyamar dalam bayang palsu,
Menyesatkan hati yang mudah percaya dan lemah.

Jangan biarkan dirimu terikat,
Pada jaring ilusi yang tampak nyata,
Ruang maya bisa menjadi perangkap halus,
Menghisap waktu dan menebar racun di dalam kepala.

Jangan biarkan dirimu terlupakan,
Dalam keramaian yang sesungguhnya hampa,
Ribuan teman bisa terasa sepi,
Saat tiada satu pun yang benar-benar peduli.

Jangan biarkan dirimu terbakar,
Oleh amarah yang muncul dari kata-kata,
Serangan dan hujatan sering tak berwajah,
Membuat hati terluka tanpa ada penyembuhnya.

Jangan biarkan dirimu termakan,
Oleh kebohongan yang diulang tanpa henti,
Berita palsu menyebar bagai api,
Meracuni pikiran dan memecah persatuan.

Jangan biarkan dirimu terjebak,
Dalam perbandingan hidup tanpa henti,
Apa yang kau lihat hanyalah ilusi,
Kebahagiaan sejati tak terukur dari jumlah 'like' atau puji.

Jangan biarkan dirimu terperangkap,
Dalam keinginan untuk selalu diakui,
Dunia maya mengajarkan kesenangan instan,
Namun mengaburkan makna kebahagiaan sejati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun