Pejamkan mata dan lihatlah ada terang,
Di balik kelopak yang terpejam malam.
Gelap yang seakan membutakan mata,
Namun di sanalah kita temukan cahaya.
Pejamkan mata dan lihatlah ada taman,
Bunga-bunga mekar di padang gersang.
Warna-warni tak terlihat oleh mata,
Namun terasa harum dalam setiap aroma.
Pejamkan mata dan lihatlah ada laut,
Ombaknya diam, namun riuh mengalun syahdu.
Di lautan tanpa air, kapal berlayar,
Membawa mimpi jauh hingga tak terukur.
Pejamkan mata dan lihatlah ada hujan api,
Dingin membakar hati yang merana sunyi.
Cahaya api itu membeku dalam nyala,
Menghangatkan jiwa yang lama telah hampa.
Pejamkan mata dan lihatlah ada bayang,
Wajah tanpa wujud muncul dalam pandang.
Mereka datang dari ruang tak bernama,
Mengucapkan salam dalam sunyi senja.
Pejamkan mata dan lihatlah ada jembatan,
Menghubungkan jurang antara masa lalu dan angan.
Langkah kita terasa berat di atasnya,
Namun kaki terus berjalan meniti tanpa henti.
Pejamkan mata dan lihatlah ada mentari,
Terbit di balik malam yang abadi.
Cahayanya tak memancar untuk mata,
Namun hangat menyentuh dasar hati yang luka.
Pejamkan mata dan lihatlah ada pohon,
Tumbuh tanpa akar, menjulang ke angkasa.
Daunnya rontok, namun tetap hijau,
Mengajarkan bahwa kekuatan ada di hati yang merindu.
Pejamkan mata dan lihatlah ada sungai,
Airnya tak mengalir namun membawa badai.
Menghanyutkan kenangan yang tenggelam,
Membawa kita menuju hari yang tak terjangkau malam.
Pejamkan mata dan lihatlah ada bayangan terang,
Di ruang gelap, ia berdiri tegar menjulang.
Ia bukan cermin, namun menampakkan diri,
Menghadirkan refleksi dari jiwa yang terperi.